Bisnis.com, JAKARTA – Menyikapi pelemahan harga minyak dunia, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyiapkan stimulus untuk industri di sektor hulu.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan stakeholder terkait tengah mempersiapkan stimulus guna menjaga keberlangsungan usaha hulu migas.
Dia mengungkapkan bahwa, pemerintah akan memberikan stimulus berupa kebijakan fiskal untuk para kontraktor.
"Macam-macam, terkait dengan pajak dan lain-lain," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 diperdagangkan di level US$1,17 per barel di New York Mercantile Exchange pukul 09.47 pagi waktu Singapura, setelah ditutup di level -US$37,63 pada Senin (20/4/2020) karena memasuki sesi perdagangan finalnya untuk periode kontrak ini.
Menanggapi hal tersebut, Fatar mengaku hingga kini pihaknya masih terus memantau pergerakan harga minyak tersebut. Pasalnya, pergerakan yang sangat berfluktuasi pada beberapa waktu terakhir sulit untuk diprediksi.
"Kalau sesaat, kita mesti hati-hati ambil keputusan. Kami terus berkoordinasi dengan Kemenkeu, Kementerian ESDM dan KKKS apa yang harus dilakukan kalau stimulus juga tidak bisa membantu," ungkapnya.
Terkait dengan pemangkasan produksi, Fatar menyebut pihaknya belum menyiapkan opsi tersebut dengan mempertimbangkan kondisi dalam negeri.
"Belum ada opsi curtailment. Konsumsi minyak di negara kita lebih besar dari produksi. Kecuali orang sudah tidak berkendaraan lagi dan WFH terus, bisa berubah itu," jelasnya.