Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi, baik asing dan dalam negeri, di luar Jawa pada Kuartal I /2020 mengalami banyak peningkatan sebesar 19,3 persen dengan nilai Rp 102,4 triliun dari Rp 85,8 triliun di tahun sebelumnya.
Hal ini dipicu oleh peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019.
Sementara itu, di Jawa nilainya turun sedikit dari Rp 109,3 triliun tahun 2019 menjadi Rp 108,3 triliun tahun 2020.
"Hal menggembirakannya yaitu peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa" ungkap Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Senin (20/4/2020).
Namun, pangsa pasar realisasi investasi di pulau Jawa masih tinggi, mencapai 51,4 persen atau sebesar Rp108,3 triliun.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi baik dalam dan luar negeri terbesar berada di Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 31,4 triliun (14,9 persen); kemudian disusul Jawa Barat Rp 29,9 triliun (14,2 persen); DKI Jakarta sebesar Rp 20,1 triliun (9,6 persen); Jawa Tengah Rp 19,3 triliun (9,1 persen); dan Riau Rp 12,8 triliun (6,0 persen).
Baca Juga
BKPM mencatat total investasi pada kuartal I/2020 mencapai Rp 210,7 triliun, naik 8,0 persen dibanding periode yang sama tahun 2019, yaitu sebesar Rp 195,1 triliun. Kenaikan yang besar dialami dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang meningkat 29,3 persen.