Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intiland Development : Produk Apartemen Paling Terdampak Corona

PT Intiland Development Tbk., menyatakan bahwa subsektor apartemen merupakan properti yang paling terkena dampak virus corona jenis baru atau Covid-19.
CEO PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (dari kanan) bersama Direktur Archied Noto Pradono, dan Wakil Presiden Direktur Suhendro Prabowo mengamati jaringan moda transportasi berbasis rel terbaru, usai RUPST perseroan, di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
CEO PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (dari kanan) bersama Direktur Archied Noto Pradono, dan Wakil Presiden Direktur Suhendro Prabowo mengamati jaringan moda transportasi berbasis rel terbaru, usai RUPST perseroan, di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Intiland Development Tbk., menyatakan bahwa subsektor apartemen merupakan properti yang paling terkena dampak virus corona jenis baru atau Covid-19.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk. (DILD) Archied Noto Pradono mengatakan bahwa perlambatan ini terjadi untuk semua proyek DILD.

"Semua melambat, tapi apartemen lebih negatif," ujarnya pada Bisnis, Kamis (16/4/2020).

Namun demikian, Archied mengaku belum bisa menerangkan secara rinci soal kinerja properti komersial DILD selama kuartal I/2020. Begitu juga dengan proyeksi di kuartal II/2020. Kinerja DILD di awal tahun akan dirilis akhir bulan ini.

Hanya saja, dia mengaku bahwa kondisi saat ini bisa membuat pasar apartemen anjlok signifikan. Bahkan, dia mengamini catatan DPD Realestat Indonesia DKI Jakarta bahwa properti komersial termasuk apartemen dapat merosot tajam hingga 80 persen.

Lagi pula, dalam beberapa catatan konsultan properti, belakangan pasar apartemen tengah kelebihan pasokan, akan tetapi tidak diiringi dengan jumlah permintaan yang pertumbuhannya justru melambat.

Namun demikian, Archied patut bersyukur bahwa penjualan unit apartemen DILD masih bisa terserap di tengah sentimen corona. Terlebih, di tengah adanya pembatasan sosial berskala besar, jaga jarak fisik dan bekerja dari rumah. 

"Lumayan ada yang beli dari orang-orang yang dekat atau tinggal di apartemen itu sendiri. Tapi memang angkanya kecil agak susah diukur karena angkanya juga kecil," kata dia.

Archied mengaku bahwa transaksi tersebut diperoleh setelah pihaknya terus menggenjot sarana pemasaran dan promosi melalui sarana digital, kemudahan cara bayar dan pemberian diskon menarik untuk pembeli secara tunai.

Sebelumnya, Colliers International Indonesia memprediksi bahwa di tahun ini tidak akan ada banyak perbaikan di subsektor apartemen baik dari sisi permintaan dan harga. Adanya rencana tambahan pasok unit apartemen juga akan memberikan tekanan pada harga hingga 2 persen.

Namun, Colliers memprediksi kenaikan harga juga kemungkinan akan naik secara bertahap hingga 5 persen dalam beberapa tahun mendatang. 

Adapun, konsultan properti itu juga mencatat bahwa peluncuran 14.086 unit dari 28 proyek apartemen di Jakarta berpotensi tertunda seiring adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dengan demikian, saat ini Colliers mencatat total unit apartemen di Jakarta masih stagnan sebanyak 211.944 unit.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper