Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) melihat ekonomi dunia mengalami resesi terburuk di tahun ini jika dibandingkan depresi besar yang pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus Corona atau Covid-19.
Negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah seperti Afrika, Amerika Latin, dan Asia merupakan negara yang memilki risiko sangat tinggi.
“Dengan setengah dari 189 negara anggota IMF mencari bantuan, dewan eksekutif telah sepakat untuk menggandakan akses ke pembiayaan darurat untuk memenuhi permintaan yang diharapkan sekitar $100 miliar,” ujar Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dalam sebuah pidato pada hari Kamis (9/4/2020).
Dia menuturkan, prospek dasar IMF adalah untuk pemulihan parsial dalam ekonomi global pada tahun 2021 jika pandemi Covid-19 memudar pada paruh kedua tahun ini untuk memungkinkan pencabutan langkah-langkah penahanan secara bertahap.
Georgieva menekankan bahwa ketidakpastian tentang durasi virus Corona akan membuat segalanya berpotensi menjadi lebih buruk.
Pandemi yang telah menyebar dari kota Wuhan di China ke hampir setiap sudut dunia telah menyebabkan penutupan bisnis dan jutaan pekerjaan yang hilang.
Baca Juga
Georgieva menyoroti pukulan dari Corona untuk industri ritel, perhotelan, transportasi dan pariwisata dan dampaknya pada wiraswasta dan usaha kecil dan menengah.
"Karena itu adalah perkembangan raksasa, dramatis, ekonomi dunia membutuhkan langkah besar dan tepat sasaran," kata Georgieva seperti dilansir Bloomberg, Kamis (9/4/2020).
Proyeksi ekonomi yang suram melanjutkan pembalikan dari pandangan IMF kurang dari dua bulan lalu. Baru-baru ini pada 19 Februari, IMF mengatakan kepada kepala keuangan G-20 bahwa pertumbuhan global tampaknya akan keluar dari posisi terbawahnya.
Namun, tiga hari kemudian, Georgieva memperkirakan virus kemungkinan akan memotong hanya 0,1 poin persentase dari perkiraan pertumbuhan global IMF sebesar 3,3 persen untuk tahun ini. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa ‘skenario yang lebih mengerikan’ sedang dipelajari.
Georgieva menegaskan kembali kesediaan IMF untuk menggunakan kekuatan pinjamannya sebesar $1 triliun. Jika krisis berlanjut lebih lama dari yang diharapkan atau jika ada gelombang kedua penyakit, IMF mungkin perlu meningkatkan sumber dayanya.
IMF juga sedang mencari sumbangan $1,4 miliar dari anggota untuk dapat memberikan bantuan utang kepada negara-negara berpenghasilan rendah. Angka itu naik dari perkiraan awal yaitu US$1 miliar.
“Hal ini dilakukan agar mereka dapat menghabiskan untuk kebutuhan kesehatan daripada pembayaran utang,” kata Georgieva.
Dia menyatakan IMF juga terus menyerukan kepada pemerintah kaya untuk menyetujui penghentian pembayaran utang oleh negara-negara termiskin di dunia, katanya.
IMF dan Bank Dunia sedang mempersiapkan untuk mengadakan pertemuan musim semi melalui konferensi video untuk pertama kalinya pada minggu depan.
IMF menghitung bahwa pemerintah di seluruh dunia telah mengambil tindakan fiskal sekitar $8 triliun, Georgieva mengatakan dalam preview laporan dana utama yang akan dirilis selama pertemuan minggu depan, termasuk World Economic Outlook.
Georgieva menekankan perlunya untuk melanjutkan langkah-langkah penahanan penting dan dukungan untuk sistem kesehatan, melindungi orang dan perusahaan yang terkena dampak dengan langkah-langkah sektor fiskal dan keuangan yang besar, tepat waktu, dan tepat sasaran.
Selanjutnya, mengurangi tekanan pada sistem keuangan dan menghindari penularan, dan pada akhirnya merencanakan pemulihan.