Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Izin Impor Gula 50.000 Ton untuk Bulog Terbit, Harga Bisa Pulih?

Izin impor tersebut telah ditandatangani oleh Menteri Perdagangan pada Rabu (8/4/2020) malam.
Karyawan bekerja di dalam gudang penyimpanan stok gula pasir milik PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar, Jawa Timur, Senin (9/3/2020)./ANTARA FOTO-Irfan Anshori
Karyawan bekerja di dalam gudang penyimpanan stok gula pasir milik PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar, Jawa Timur, Senin (9/3/2020)./ANTARA FOTO-Irfan Anshori

Bisnis.com, JAKARTA – Izin impor gula kristal putih sebanyak 50.000 ton untuk Perum Bulog akhirnya diterbitkan Kementerian Perdagangan.

Kendati demikian, stabilisasi harga di pasaran oleh perusahaan pelat merah tersebut diyakini belum bisa dilakukan dalam waktu dekat mengingat arus perdagangan yang terganggu akibat wabah Covid-19.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan bahwa izin impor tersebut telah ditandatangani Menteri Perdagangan pada Rabu (8/4/2020) malam. Budi pun memastikan bahwa pihaknya bakal menindaklanjuti izin tersebut.

"Namun, perlu kami laporkan bahwa situasi sekarang tidak mudah untuk impor. Beberapa negara pemasok sudah lockdown dan kapal pengangkut banyak yang tidak berhenti sehingga akan sulit dalam pengadaan impor gula," papar Budi dalam rapat virtual dengan Komisi IV DPR, Kamis (9/4/2020).

Harga rata-rata gula secara nasional memang memperlihatkan tren kenaikan sejak awal tahun. Berdasarkan data Pantauan Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata gula pasir tercatat berada di level Rp14.250 per kilogram. Pada Maret, harga di pasar, bahkan menembus Rp18.500 per kilogram. Pasokan yang menipis disinyalir menjadi penyebab naiknya harga komoditas ini.

Budi mengemukakan bahwa Bulog sejatinya telah mengantisipasi potensi pasokan gula yang berkurang dengan mengajukan importasi gula mentah untuk diolah oleh anak perusahaan Perum Bulog, yakni PT Gendhis Multi Manis sejak November 2019.

Kendati demikian, birokrasi yang rumit disebut Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, menyebabkan realisasi importasi baru terwujud pada akhir Maret lalu dengan volume 29.000 ton.

"Ini sudah diproses, dalam seminggu sudah mulai berlabuh di Jawa Tengah dan dikelola oleh pabrik kami di Blora. Dalam waktu dekat bisa produksi dan harga gula bisa turun," lanjutnya.

Selain pasokan gula dari olahan rula mentah impor, Buwas pun menjelaskan bahwa terdapat 250.000 ton gula pasir hasil olahan pabrik rafinasi yang direalokasi untuk konsumsi. Dengan tambahan ini, dia mengharapkan agar harga gula dapat kembali normal sesuai harga eceran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper