Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemenuhan Bahan Baku APD, Upaya G2G Belum Menjanjikan  

Proses pengadaan bahan baku alat pelindung diri dan masker melalui pendekatan pemerintah antarnegara dinilai belum optimal.
Ilustrasi pembuatan masker./Antara-Iggoy el Fitra
Ilustrasi pembuatan masker./Antara-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA — Persoalan utama industri yang akan memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD) yakni bahan baku masih terus menuai hambatan. Upaya pengadaan dengan pendekatan pemerintah antanegara G2G yang dijanjikan, diklaim belum menjanjikan.

Kepala Bidang I Promosi Produk Dalam Negeri Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Erwin Hermanto mengatakan saat ini untuk masker ada 22 perusahaan yang terdaftar di Kementerian Kesehatan dan 16 yang produksi aktif dan terus bertambah karena izin produksi dan edar dipermudah oleh pemerintah.

"Kendalanya ada di bahan baku filtrasi yang hanya di produksi pabrik di Sidoarjo dan sangat terbatas. Saat ini kami butuh 500 ton meski udah ada G2G supaya tersedia berkelanjutan tapi belum ada hasil yang menjanjikan karena negara lain proteksi," katanya.

Erwin mengemukakan jika dilakukan secara B2B, maka industri sudah pasti kalah cepat, kalah volume, dan kalah uang karena harus bersaing dengan Eropa dan Asia yang juga meminta bahan baku dari China. Untuk itu di samping upaya G2G industri juga berharap ada subsidi yang diberikan pemerintah mengingat kenaikan bahan baku sudah sangat tinggi.

Dia mencontohkan jika sebelum krisi industri masih mendapat harga US$2,8 per kilogram (kg), maka saat ini harga sudah melunjak menjadi US$80 - US$100 per kg. Erwin memastikan industri dalam negeri mampu memproduksi dalam skala besar jika bahan baku juga tersedia dengan baik.

Sementara itu terkait APD, saat ini persoalannya juga karena kebutuhan yang meningkat. Menurut Erwin, sebelum adanya krisis covid-19 produksi bahkan mengalami kelebihan stok.

"Ada 6 perusahaan APD yang kapasitasnya 300 pcs sebulan sementara dalam empat bulan ke depan jika merujuk data kebutuhan Kemenkes maka membutuhkan sekitar 4 juta APD," ujarnya.

Persoalan pada APD, lanjut Erwin, juga masih sama yakni terkait bahan baku yang tidak ada di Indonesia. Untuk itu, pengawasan yang super ketat diharapkan bisa terkadi mengingat sudah banyak industri yang melakukan diversifikasi atau alih produksi untuk pembuatan APD khususnya baju coverall.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper