Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku logistik diimbau untuk lebih agresif dalam menjalin kerja sama dengan berbagai sektor pendukung guna mencegah terjadinya ketidakseimbangan permintaan dan penawaran bahan pokok di beberapa daerah.
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan sejak meluasnya virus corona atau Covid-19 ini, pelaku logistik dihadapkan pada ketidakseragaman kebijakan antardaerah.
Dia menilai kekhawatiran masing-masing daerah untuk melindungi wilayahnya dari infeksi virus justru kurang terukur, karena pembatasan wilayah yang diterapkan telah mengganggu kelancaran arus barang atau logistik terutama distribusi bahan pokok.
"Pelaku jasa logistik harus lebih agresif untuk kordinasi dengan pelaku logistik pendukungnya seperti penyedia angkutan laut atau udara, pelabuhan atau bandara untuk dapat mendistribusikan kebutuhan pokok dengan lancar ke seluruh pelosok tanah air," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (7/4/2020).
Menurutnya, selain agresivitas yang mesti ditingkatkan, logistik pun memerlukan stimulus dari pemerintah karena pelaku logistik menghadapi situasi yang tidak kondusif akibat wabah Covid-19. Stimulus juga dapat menjamin kelancaran arus barang supaya dapat berjalan mulus.
Dia menjelaskan gangguan di sektor logistik akibat penutupan akses, menjadi pemicu ketimpangan penawaran dan permintaan kebutuhan pokok dan menjadikan harga naik drastis sehingga memberatkan masyarakat.
Baca Juga
"Permenkes No.9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka percepatan penanganan corona seharusnya akan menjadi acuan bagi kementerian/lembaga dan aparatur pemda untuk menetapkan kebijakan yang seragam di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seperti Kalimantan dan Papua kondisi lokasi yang sulit dijangkau apalagi dengan moda transportasi selain angkutan laut dan angkutan udara untuk wilayah terluar dan tertinggal.