Bisnis.com, JAKARTA – Properti perhotelan menjadi salah satu sektor yang terhantam berat di tengah wabah corona atau Covid-19. Strategi memberikan paket diskon atau penurunan harga sewa kamar per malam dinilai tidak akan ada gunanya dalam kondisi ini.
Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Angra Angreni mengatakan bahwa saat ini strategi yang paling baik dlakukan adalah kerja sama antar seluruh stakeholder baik dari pemerintah dan juga pemilik properti khususnya hotel untuk tetap menimbulkan sentimen positif di kondisi saat ini.
“Dalam kondisi wabah seperti ini bukan hanya tanggung jawab bisnis perhotelan saja untuk menggenjot kinerjanya, tapi tentu perlu didukung berbagai insentif dan stimulus untuk mendorong pasar agar kembali aktif,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Adapun, penurunan harga sewa hotel per malamnya saat ini dinilai kurang efektif. Angra menyebutkan bahwa tiap pemilik hotel pasti punya batas bawah untuk menurunkan harga, dan biasanya tak akan jauh-jauh dari harga yang dipatok saat ini.
“Karena tentunya kalau mau terus berjalan, manajemen hotel akan mempertimbangkan bagaimana agar cost operasional tetap bisa ter-cover,” jelasnya.
Menurutnya, gimmick seperti memberikan promo dan diskon bisa diberikan ketika kondisi sudah kembali normal. Hal ini untuk menumbuhkan kepercayaan diri orang untuk kembali melakukan perjalanan baik berlibur atau perjalanan bisnis.
Baca Juga
Pasalnya, setelah corona bisa terlewati, konsumen baik perusahaan atau individual pasti memutuskan untuk wait and see sebelum memutuskan untuk melakukan perjalanan. Selain untuk memastikan keadaan, juga untuk mengawasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus kasnya sampai benar-benar pulih.
Adapun, untuk lokasi hotel yang bisa segera pulih, kata Angra adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama berupa bisnis, seperti di kota-kota besar ketimbang di wilayah yang basisnya pariwisata.
“Karena wait and see itu, orang pasti juga ingin memulihkan perekonomian pribadi juga setelah kondisi ini lewat dan sebelum memutuskan untuk berwisata. Sementara hotel yang okupansinya didorong kegiatan MICE [pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran] bisa segera kembali aktif,” ungkap Angra.