Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Lawan Corona Rp405 Triliun, Ekonom: Good Move!

Ada tiga hal yang menjadi prioritas pemerintah dalam stimulus lanjutan yang diumumkan Selasa (31/3/2020), yaitu sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dan insentif pajak dan kredit usaha rakyat (KUR).
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo menggelontorkan stimulus untuk mengatasi dampak virus Corona (Covid-19) sebesar Rp145 triliun.

"Stimulusnya oke, as expected by the market. Good move!" ujar Andry dalam pesan singkat, Rabu (1/4/2020).

Dia menuturkan ada tiga hal yang menjadi prioritas pemerintah dalam stimulus lanjutan yang diumumkan Selasa kemarin (31/3/2020), yaitu sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dan insentif pajak dan kredit usaha rakyat (KUR).

Stimulus tersebut juga telah memiliki dasar hukum, yaitu Peraturan Perundang-Undangan (Perpu) No 1/2020 tentang Kebijakan Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Virus Corona. Dasar hukum tersebut juga memungkinkan pelebaran defisit anggaran dari persen menjadi 5,07 persen

Meski demikian, Andry mengingatkan pemerintah untuk melakukan disiplin fiskal setelah wabah Covid-19 sudah mereda dan ekonomi negara bisa pulih kembali (recovery).

"Bukan artinya sekarang tidak disiplin. Namun, saya berharap pemerintah bisa fokus pada penerimaan agar defisit APBN bisa turun dan kembali normal," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper