Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Terendah Sepanjang Sejarah, Bukti Industri Perlu Stimulus Lebih

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan jika merujuk pada proyeksi Menteri Keuangan maka, ekonomi Tanah Air akan masuk gelombang resesi jika sampai akhir kuartal II/2020 belum ada perbaikan dari tekanan covid-19.
Pekerja perakitan mobil Fiat Chrysler membangun 2019 truk pickup Ram di 'Vertical Adjusting Carriers' di Pabrik Perakitan FCA Sterling Heights di Sterling Heights, Michigan, AS, 22 Oktober 2018/Reuters-Rebecca Cook.
Pekerja perakitan mobil Fiat Chrysler membangun 2019 truk pickup Ram di 'Vertical Adjusting Carriers' di Pabrik Perakitan FCA Sterling Heights di Sterling Heights, Michigan, AS, 22 Oktober 2018/Reuters-Rebecca Cook.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diminta memberi jaminan kepada pelaku industri alih-alih hanya memaparkan dampak yang akan terjadi dalam jangka pendek jika kasus positif Covid-19 terus bertambah.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan jika merujuk pada proyeksi Menteri Keuangan maka, ekonomi Tanah Air akan masuk gelombang resesi jika sampai akhir kuartal II/2020 belum ada perbaikan dari tekanan covid-19.

Hal itu, lanjut Andry mengindikasi bahwa Purchasing Managers Index atau PMI berpeluang semakin merosot ke bawah usai periode Maret yang mencatatkan 45,3 terendah sepanjang sejarah.

"Untuk pemerintah secara konvensional kita tentu tau stimulus dalam masa krisis tidak akan efektif bekerja tentu siapa yang mau menaruh nyawa dalam kegiatan produksi untuk itu jaminan kepada pelaku industri sebaiknya diperhatikan guna mempercepat pemulihan," katanya kepada Bisnis, Rabu (1/4/2020).

Andry mengemukakan semua pihak saat ini juga memang dalam posisi menunggu waktu berakhirnya wabah covid-19 ini. Untuk itu, selama belum ada keyakinan dari pemerintah pada pelaku industri maka sampai saat itu industri juga tidak akan bergerak melakukan ekspansi. 

Menurut Andry jika merujuk pada berbagai proyeksi lembaga kesehatan pun, Covid-19 paling cepat akan selesai usai periode Lebaran. Namun, dia melanjutkan selagi kelonggaran mobilitas masih terjadi akan ada resiko besar.

"Mungkin kuartal II/2020 ini menjadi puncak karena sebulan saja sudah begitu tertekan lalu sampai April ini belum ada perbaikan penangan Covid-19. Paling saya takutkan jika PMI kita di level 40," ujarnya.

Meski demikian, Andry, memprediksi jika level PMI di Indonesia menyentuh 40 dan memasuki gelombang resesi kemungkinan industri juga bukan berada pada posisi sepenuhnya berhenti produksi.

"Yang tetap bekerja manufaktur ada tapi mungkin lebih banyak padat modal, sejumlah sektor farmasi dan kesehatan yang berkaitan dengan sektor kesehatan juga saya rasa masih akan berproduksi," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper