Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berkomitmen menjaga produktivitas hingga distribusi sektor industri makanan dan minuman di dalam negeri guna mengamankan pasokan pangan bagi masyarakat.
Menurutnya, industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang selama ini memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, baik itu melalui capaian nilai investasi maupun ekspor.
Apalagi, saat ini di tengah kondisi pandemi covid-19, kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat, seiring pula dengan adanya kebijakan untuk work from home atau berkerja dari rumah.
"Misalnya, demand susu yang cukup naik, karena termasuk untuk meningkatkan imun. Kami aktif melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin,” katanya melalui siaran pers, Rabu (1/4/2020).
Agus optimistis, industri mamin masih memberikan kontribusi yang signfikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini.
Kemenperin mencatat, sepanjang 2019, industri mamin tumbuh sebesar 7,78 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,02 persen.
Selain itu, industri mamin memberikan sumbangsih paling besar terhadap nilai ekspor nasional, dengan menembus angka US$27,28 miliar. Industri mamin menyetor nilai investasi hingga Rp54 triliun.
Tak hanya itu, industri ini juga telah menyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah 4,74 juta orang hingga Agustus 2019.
Terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman memastikan akan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di tengah kondisi sulit saat ini.
Menurut Adhi, dari pengalaman beberapa negara, produk mamin olahan menjadi salah satu andalan untuk ketersediaan pangan saat menghadapi sebuah bencana atau musibah. Oleh karenanya, diperlukan pasokan bahan baku agar bisa menjaga produktivitas industri mamin.
"Kali ini, dunia usaha tidak lagi memikirkan untung rugi, tapi bagaimana bersama-sama dengan pemerintah mengatasi masalah saat ini, sehingga bisa recover cepat. Kami tetap ingin melakukan produksi dan distribusi sampai ke pusat perbelanjaan, bahkan sampai ke konsumen. Untuk itu kelancaran bahan baku dan arus logistik harus terjamin," ujarnya.