Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Galau Soal Pembagian BLT, Luhut Bilang Pemerintah Masih Berhitung

Pemerintah masih mempertimbangkan apakah kelompok masyarakat 40% terbawah atau kelompok masyarakat 20% terbawah yang bakal mendapatkan stimulus tersebut.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./ANTARA
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah masih menghitung porsi bantuan langsung tunai (BLT) yang akan disalurkan sebagai social safety net di tengah wabah Covid-19.

Menurut Luhut, pemerintah masih mempertimbangkan apakah kelompok masyarakat 40% terbawah atau kelompok masyarakat 20% terbawah yang bakal mendapatkan stimulus tersebut.

"Sekarang lagi dihitung dengan cermat oleh Bu Ani [Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati]," ujar Luhut, Selasa (31/3/2020).

Sebelumnya, Sekretaris Kemenko Perekonomian menerangkan pemerintah bakal menyalurkan bantuan sosial (bansos) selaku social safety net di tengah wabah Covid-19 kepada 29,3 juta orang.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono menerangkan 29,3 juta orang ini merupakan 40% dari masyarakat termiskin.

Dari 29,3 juta calon penerima bansos ini, Susiwijono mengungkapkan 15,2 juta diantaranya sudah valid. 15,2 juta orang yang sudah valid datanya ini merupakan warga yang selama ini telah menerima BPNT.

BLT juga bakal disalurkan kepada komunitas terdampak terutama pekerja sektor informal perkotaan. Data dari pekerja sektor informal ini sedang dimatangkan oleh pemerintah pusat dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

Sektor informal lain yang bakal menerima BLT ini antara lain sopir transportasi online serta pekerja informal dengan upah harian.

Untuk transportasi online, Susiwijono mengungkapkan pihaknya sudah meminta data kepada Gojek dan Grab. Untuk kelompok pekerja dengan upah harian, pemerintah juga sudah mengkoordinasikan data dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper