Bisnis.com, JAKARTA - Virus corona atau Covid-19 ikut memukul hampir semua industri tak terkecuali sektor properti.
Direktur Utama PT Dafam Property Indonesia Billy Dahlan mengatakan bahwa kejadian yang bersifat memaksa (force majeure) ini telah membawa dampak yang bersifat material terhadap bisnis properti perseroan.
"Dari sisi real estate ikut terdampak, di antaranya adalah adanya kendala penundaan pencairan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) konsumen dari pihak bank rekanan," katanya, Jumat (27/3/2020).
Hal ini lantaran adanya operasional terbatas dari beberapa pihak seperti BPN, Kantor Pajak dan Kantor Notaris PPAT mengingat adanya anjuran bekerja dari rumah (work from home) dan psychical distancing sebagai upaya memutus rantai virus corona.
Menurut Billy, sentimen virus corona ini telah memperlambat ruang gerak transaksi jual beli properti serta memengaruhi faktor psikologis calon pembeli end user atau investor yang saat ini lebih memprioritaskan pada hal-hal yang lebih primer.
"Sehingga menunda sementara waktu pembelian rumah akibat Covid-19, karena masih mencermati kondisi perekonomian dosmestik dan dunia saat ini," katanya.
Dia menyatakan sebagai dampaknya, kegiatan operasional perusahaan di segmen realestat mengalami penurunan omzet penjualan lebih dari 70 persen. Adapun, portofolio Dafam Property saat ini meliputi segmen residensial dan komersial yang rata-rata dikembangkan di Jawa Tengah.
Sementara itu, pukulan telak juga menghantam subsektor perhotelan yang dinilai cukup terdampak signifikan lantaran tingkat okupansi hunian mengalami penurunan sekitar lebih dari 70 persen.
Subsektor hotel paling terpukul karena kekinian masyarakat membatasi ruang geraknya sehingga kegiatan MICE turut terkena imbas. Dia mengakui bahwa isu corona ini benar-benar berdampak secara domino.
Hanya saja, dia menyatakan bahwa meskipun aktivitas bisnis properti turut terdampak secara signifikan, namun pihaknya memastikan bahwa perusahaan masih dapat mengendalikan dampak risiko dari Covid-19 ini.