Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otobus meminta adanya insentif keringanan pembiayaan armada dan insentif bagi pekerjanya di tengah minimnya jumlah penumpang akibat antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Kurnia Lesani Adnan mengharapkan agar pemerintah memberikan stimulus untuk pelaku usaha yang berdampak langsung terhadap kebijakan untuk tidak bepergian. Apalagi, sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak melakukan mudik jelang Lebaran 2020.
"Pastinya kami mengharapkan pemerintah memberikan stimulus untuk pelaku usaha yang berdampak langsung ini berupa kebijakan terhadap lembaga pembiayaan sehingga ada keringanan dari sisi kredit," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (26/3/2020).
Selain itu, pengusaha bus membutuhkan pula stimulus bagi pekerja seperti karyawan atau kru bus yang langsung terimbas karena tidak bisa operasi seperti biasa.
Pasalnya, kru bus ini mendapatkan upah pada saat beroperasi, sedangkan anjuran tidak mudik dan kondisi sepi akibat virus corona ini sudah membuat utilitas bus pun menurun.
Dia menegaskan saat ini hanya 50 persen armada bus yang beroperasi, sehingga ada sejumlah bus yang tidak berjalan (idle), sementara okupansi paling tinggi hanya 30 persen dari kapasitas bus.
Baca Juga
Sejumlah perusahaan otobus (PO) sejak Senin (23/3/2020) masih mengoperasikan jumlah bus rata-rata antara tiga hingga lima unit sementara biasanya mencapai 15-25 unit.
"Masyarakat sudah melakukan mudik dari awal dicanangkannya kejadian luar biasa, hari ini volumenya sudah susut drastis, tinggal 30 persen kapasitas bus dengan sudah kami kurangi armada yang operasi menjadi 50 persen," tuturnya.
Sementara itu, dia menjelaskan kebutuhan insentif bagi para kru sangat mendesak, setidaknya dia menghitung terdapat 60.000 sopir bus dan kernet di Indonesia.