Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Ungkap Rencana Stimulus Fiskal US$22,6 Miliar

India mengumumkan rencana stimulus fiskal senilai 1,7 triliun rupee (US$22,6 miliar) sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengurangi dampak ekonomi dari virus corona (Covid-19) pada orang miskin di negara berpenduduk paling padat kedua di dunia ini .
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – India mengumumkan rencana stimulus fiskal senilai 1,7 triliun rupee (US$22,6 miliar) sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengurangi dampak ekonomi dari virus corona (Covid-19) pada orang miskin di negara berpenduduk paling padat kedua di dunia ini .

Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan rencana tersebut mencakup bantuan langsun gserta langkah-langkah ketahanan pangan. Paket kebijakna akan menguntungkan pekerja migran, katanya.

Bantuan langsung yang dimaksud termasuk pembayaran kepada petani di bawah program dukungan pendapatan. Ia mengatakan paket kebijakan itu juga mengatur jatah gas masak gratis untuk orang miskin selama tiga bulan, pembiayaan iuran dana pensiun untuk jangka waktu yang sama, dan asuransi senilai 5 juta rupee untuk pekerja medis.

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia ini bergabung dengan negara-negara lain mulai dari AS ke Jerman yang telah berjanji untuk menggelontorkan stimulus fiskal untuk meredam dampak ekonomi dari wabah virus Covid-19 yang menginfeksi hampir 500.000 orang secara global.

Saat ini, India tengah dalam masa lockdown selama tiga pekan sejak Rabu (24/3/2020) sebagai upaya Perdana Menteri Narendra Modi untuk mencegah penyebaran virus secara lokal.

"Langkah-langkah kebijakan hari ini sangat jelas bertujuan menjangkau orang miskin. Saya secara bertahap akan membahas jika ada lebih banyak rencana yang harus diperhatikan,” ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg..

Sitharaman tidak menanggapi pertanyaan mengenai asal anggaran untuk mendanai kebijakan tersebut. Dia juga tidak mengatakan apakah pemerintah perlu meminjam untuk membiayainya.

Pemerintah menargetkan kekurangan anggaran sebesar 3,8 persen dari produk domestik bruto pada tahun berjalan dan 3,5 persen pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April.

"Pada tahap ini saya lebih peduli untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan," kata Sitharaman.

Langkah-langkah tersebut diumumkan setelah Singapura kembali mengucurkan stimulus kedua senilai 48 miliar dolar Singapura (US$33 miliar) atau 11 persen dari PDB untuk memerangi dampak Covid-19.

Di sisi lain, kepala ekonom Asia Selatan dan Tenggara di Oxford Economics, Priyanka Kishore mengatakan kurangnya dukungan untuk bisnis kecil justru cenderung memperburuk dampak negatif terhadap perekonomian.

"Paket kebijakna itu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan yang kami lihat di Singapura,” ungkapnya.

Pemerintah India sebelumnya mengizinkan perusahaan untuk mengalihkan pengeluaran sosial mereka untuk mendukung perang melawan virus, mengumpulkan lebih banyak sumber daya, dan meringankan peraturan seperti memperpanjang tenggat waktu pengajuan pengembalian pajak dan menghapuskan sanksi pada perusahaan karena tidak mengadakan RUPS selama periode tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper