Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengaku bahwa proyek perumahan dan target sejuta rumah terkena imbas dari pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah menganalisis dan mencari solusi untuk memecahkan masalah dari dampak Covid-19 di sektor infrastruktur perumahan.
"Proyek perumahan tentu terkendala juga, kami sedang menganalisis dan mencari solusi untuk proyek yang telah kontrak, sedangkan yang dalam proses lelang lanjut, sementara proyek yang belum lelang kemungkinan di drop anggaranya untuk penanganan corona," kata Khalawi kepada Bisnis, Selasa (24/3/2020).
Khalawi mengaku buka-bukaan terhadap kondisi yang saat ini terjadi. Pihaknya tidak ingin menutup-nutupi kondisi sebenarnya. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa kendala ini bukan berarti menghentikan program sejuta rumah.
"Paling tidak memberitahukan keadaan darurat yang sebenarnya, ini wabah global sehingga prioritas adalah keselamatan masyarakat dari wabah ini," ujarnya.
Adapun, dalam catatan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, capaian program sejuta rumah per 16 Maret 2020 lalu telah mencapai 115.590 unit rumah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga
Capaian tersebut terdiri atas pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 88.155 unit dan masyarakat non-MBR 27.435 unit.
Khalawi menyatakan bahwa pihaknya segera menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko dampak Corona terhadap proyek perumahan di PUPR. Hanya saja, dia belum menjelaskan kapan kebijakan itu akan diterbitkan.
"Tapi yang jelas dengan adanya wabah virus corona ini progres dan target sejuta rumah akan terkendala, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin bekerja keras," ungkapnya.