Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Target Makro Meleset, Perlu Pembahasan APBNP atas APBN 2020

Melesetnya asumsi makro serta tertekannya penerimaan pajak akibat virus Corona (Covid-19) dan turunnya harga minyak, mau tidak mau mendorong pemerintah untuk merevisi anggaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelemahan ekonomi gara-gara wabah corona di China demi mengejar target asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelemahan ekonomi gara-gara wabah corona di China demi mengejar target asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasar

Bisnis.com, JAKARTA – Realokasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah sudah sangat tinggi sehingga perlu ada pembahasan APBN Perubahan atas APBN 2020.

"Realokasi membutuhkan pemotongan anggaran cukup besar sehingga kesepakatan dengan komisi terkait perlu ditinjau ulang sehingga target sektornya juga perlu diturunkan," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, Jumat (20/3/2020).

Belum lagi, saat ini banyak asumsi makro yang meleset serta tertekannya penerimaan perpajakan akibat virus Corona (Covid-19) dan turunnya harga minyak mau tidak mau mendorong pemerintah untuk merevisi anggaran.

Implikasinya, defisit anggaran pun bisa jadi melebihi 2,5 dari PDB seperti yang dinyatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya.

Sri Mulyani sendiri mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan DPR RI terkait realokasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi Covid-19.

Bagaimanapun APBN merupakan dokumen yang disepakati antara pemerintah dengan DPR RI sehingga perubahan alokasi anggarannya pun bakal dikomunikasikan dengan anggota dewan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper