Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Produsen Farmasi Ini Pastikan Operasional Pabrik Normal

Kalbe Farma dan Indofarma mengaku tetap menjalankan produksi obat seperti biasa.
Pedagang obat melayani pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang obat melayani pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. memastikan operasional pabrik obat milik perseroan berjalan normal kendati tekanan antisipasi penyebaran virus corona menghasilkan kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah.

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius mengatakan operasional pabrik tetap berjalan normal dengan dilengkapi protokol preventif untuk kesehatan karyawan termasuk pemberian vitamin untuk karyawan dan pembersihan atau disinfektan berkala fasilitas fisik pabrik.

"Selain itu, karena operasional pabrik berjalan normal maka tidak perlu koreksi utilisasi kapasitas," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/17/2020).

Sebelumnya, Kalbe juga memastikan bahwa stok produk perseroan aman untuk 10-11 bulan ke depan. Stok yang dimaksud tersebut dihitung dari bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi di keseluruhan outlet.

Vidjongtius mengatakan keseluruhan pasokan tersedia untuk enam hingga tujuh bulan. Namun, dalam kondisi terkini perseroan telah mengantisipasi dengan ekstra pasokan.

Menurut Vidjongtius dengan ekstra pasokan tersebut, kenaikan produksi pabrikan diproyeksi meningkat sekitar 10 persen - 20 persen.

"Awalnya memang kami agak khawatir tetapi setelah melihat progres terakhir dalam dua minggu terakhir pabrik di China sudah beroperasi dan pesanan sudah diterima juga sekarang sudah agak lega meski tetap waspada," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan kerja dari rumah saat ini diterapkan secara fleksibel oleh perseroan.

Untuk bagian produksi tetap bekerja normal, kecuali bagi yang sakit atau ada anggota keluarga yang diduga terpapar covid-19 maka sudah pasti diminta bekerja dari rumah.

"Untuk bagian sales dan marketing, banyak klien kami yang minta agar meeting dilakukan dengan audion atau video conference juga order online sehingga mereka bisa memilih bekerja dari mana," katanya.

Arief juga menambahkan pihaknya sudah membuat protokol pengamanan mulai dari kedatangan karyawan sampai dengan karyawan pulang.

Alhasil, perseroan akan tetap usahakan produksi sesuai permintaan tim penjualan.

Sebelumnya, Arief juga memastikan pasokan alat kesehatan guna menanggulangi penyakit covid-19 dan di tengah kondisi lalu lintas impor yang sulit saat ini masih akan mencukupi.

Menurutnya, secara industri impor alat kesehatan (alkes) memang masih 93 persen, tetapi perseroan memastikan sudah banyak menggunakan bahan baku lokal dan tidak melakukan impor sebanyak itu.

Apalagi saat ini ada 132 rumah sakit (RS) yang ditunjuk menjadi RS rujukan covid-19 telah memberi efek permintaan alkes semakin meningkat.

"Secara total saja saya bisa proyeksi tahun ini peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan alkes di RS naik 10 persen-15 persen. Kami pun menjamin berapapun alkes yang diminta RS dapat kami penuhi dengan baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper