Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor Indonesia ke China turun drastis US$245,5 juta pada Februari 2020. Hal itu terjadi lantaran merebaknya wabah virus Corona (Covid-19) di Wuhan, China sejak akhir Januari 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI Yunita Rusanti mengatakan penyebaran virus Corona membuat berkurangnya permintaan dari China.
"Nilai ekspor RI ke China pada Februari 2020 turun sebesar US$245,5 juta dari US$2,11 miliar ke US$1,86 miliar [mtm]. Penurunan ekspor China paling dominan di antara semua negara," katanya saat siaran langsung melalui akun YouTube BPS RI, Senin (16/3/2020).
Berdasarkan data BPS RI, ekspor Indonesia ke China pada periode yang sama tahun lalu (yoy) tercatat US$1,53 miliar. Ini artinya nilai ekspor secara yoy justru mengalami kenaikan sebesar US$330 juta.
Dia menuturkan komoditas ekspor nonmigas yang mengalami penurunan permintaan dari China, antara lain besi baja, tembaga, serta pulp dan kayu.
Selain China, lanjutnya, permintaan ekspor juga mengalami penurunan terbesar antara lain dari India, Taiwan, Jerman, dan Belanda.
"Komoditas yang kita ekspor ke India antara lain lemak dan minyak [CPO], pupuk, dan bahan kimia nonorganik, Taiwan bakar bakar mineral, Jerman dan Belanda ekspor terbesar komoditas emak dan minyah hewan nabati," jelasnya.
Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual mengungkapkan anjloknya ekspor ke China kemungkinan berlanjut pada Maret 2020. Pasalnya, jalur distribusi ke China melalui pelabuhan di Hong Kong juga masih terganggu.
Adapun, ekspor ke Amerika Serikat (AS) atau negara di luar China baru akan terdampak pada April mendatang. Namun, dia yakin ekspor Indonesia ke AS tidak akan terdampak secara signifikan. "[Pasalnya] Kalau AS kan belum ada keputusan lock down seperti China," tegas David kepada Bisnis, Senin (16/3/2020).