Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), bergerak cepat untuk menyelamatkan perekonomian AS dari kejatuhan akibat wabah virus corona. Bank Sentral AS kembali memangkas suku bunga acuannya hingga mendekati 0 persen dan meningkatkan kepemilikan obligasi.
The Fed memangkas Fed Fund Rate sebesar 1 persen menjadi kisaran 0 - 0,25 persen, level terendah sejak Desember 2015. Selain itu, The Fed akan meningkatkan kepemilikan obligasi sebanyak US$700 miliar.
Selain itu, The Fed juga mengumumkan sejumlah tindakan lain, termasuk mengizinkan bank untuk menarik pinjaman selama 90 hari dari bank sentral dan mengurangi rasio cadangan wajib minimum menjadi nol persen. The Fed bersatu dengan lima bank sentral lainnya untuk memastikan dolar AS tersedia di seluruh dunia melalui jalur swap.
Dikutip dari Bloomberg, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kebijakan tersebut diambil untuk menopang aliran kredit. Selain itu, kebijakan mempertahankan rasio suku bunga nyaris nol akan tetap dipertahankan hingga pihaknya percaya diri perekonomian AS telah melewati peristiwa ini dan kembali ke jalurnya untuk mencapai tujuan lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.
Presiden AS Donald Trump yang pada Sabtu lalu mengkritik The Fed karena tak kunjung menurunkan suku bunga, memuji langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral AS.
"Itu membuat saya sangat bahagia dan saya ingin mengucapkan selamat kepada Federal Reserve. Itu adalah langkah besar dan saya sangat senang mereka melakukannya,” ungkap Trump, seperti dikutip Bloomberg.
Meski demikian, kebijakan yang dilakukan The Fed dinilai tidak akan berdampak signifikan bila tidak dibarengi dengan langkah-langkah serupa dari Pemerintah AS. Market Strategist MKM Partners Michale Darda mengatakan langkah cepat yang dilakukan The Fed dinilai tepat waktu.
Kendati demikian, menurutnya akan ada “tsunami” ekonomi yang akan datang dan Pemerintah AS juga perlu turun tangan mengatasinya.
“Bencana ekonomi ini akan membuat The Fed kewalahan dan pasar saham di AS mengetahuinya,” katanya.
Senada dengan Darda, Kepala Ekonom Grant Thornton di Chicago Diane Swonk mengatakan kebijakan ini sesuai dengan tren agresif yang dilakukan oleh The Fed beberapa waktu belakangan. Pada Kamis lalu, The Fed memberikan suntikan likuiditas di pasar obligasi serta melakukan lebih banyak pembelian obligasi di pasar.
“Kebijakan ini tidak cukup, The Fed menunjukkan komitmen yang lebih besar dibandingkan Pemerintah AS dalam upaya perbaikan ekonomi. Mereka (Pemerintah AS) wajib meningkatkan upayanya,” tukasnya.