Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tidak merevisi targetnya pada tahun ini kendati merosotnya harga minyak dunia yang menyentuh level US$32 per barel.
Direktur Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan sejauh ini perseroan tidak akan memangkas produksinya dan masih tetap pada rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Pertamina 2020–2026.
Adapun target pada 2020, produksi Pertamina akan berada pada kisaran 923.000 boepd yang merupakan tahun tinggal landas bagi rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Pertamina 2020-2026. Untuk 2021, Pertamina menargetkan produksi di kisaran 1 juta boepd dan ditargetkan terus naik di tahun-tahun berikutnya.
“Tidak [pangkas produksi] lah,” katanya di kantor Kementerian ESDM, Senin (9/3/2020).
Di samping itu, untuk target investasi dan operasional perseroan, Dharmawan menegaskan bakal berjalan sesuai target.
Untuk pengeboran, Pertamina masih akan mengebor sebanyak 411 sumur dengan total investasi yang dialokasikan sebesar US$7,8 miliar.
Baca Juga
“Tidak ada berubah. Masih sama,” jelasnya.
Dharmawan mengungkapkan, guna memitigasi penurunan harga minyak dunia, pihaknya akan lebih mengoptimalkan dan mengefisiensikan pengadaan-pengadaan perseroan agar ongkos produksi bisa lebih ditekan.
Pada saat ini, kata Dharmawan, cost of production per barel (CPOB) Pertamina berada pada level US$9–US$11 per barel.
“Contohnya strategi pengadaan lebih terpadu, kemudian strategi logistik lebih dibuat optimum effort supaya cost production bisa turun,” ungkapnya.