Bisnis.com, JAKARTA – Tiga lembaga yang mengurus keuangan mulai meluncurkan sejumlah stimulus untuk memperkuat sektor rill sehingga dapat menangkal pelemahan perekonomian sebagai dampak serangan virus corona atau Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani meluncurkan kemudahan impor bagi 500 perusahaan. Importir ini menjangkau 40 persen bahan baku di Tanah Air.
“Kami mengurangi sebanyak mungkin halangan untuk impor,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Tempo, Selasa (3/3/2020).
Dengan pemangkasan prosedur impor ini diharapkan preses produksi di Tanah Air berjalan normal dan tidak terganggu.
Kementerian Keuangan juga menyiapkan skema insentif pajak bagi perusahaan yang paling menderita akibat virus Corona. Saat ini, kata dia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang memantau kinerja dari sejumlah perusahaan ini untuk merumuskan paket insentif yang tepat. Bersamaan namun di tempat berbeda, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengumumkan melakukan pelonggaran perlindungan kolektivitas. Lalu, Bank Indonesia (BI) juga langsung mengumumkan penurunan Giro Wajib Minimum atau GWM valuta asing dan rupiah.
Penurunan GWM Valuta asing untuk Bank Umum Konvensional dari 8 persen menjadi 4 persen dari Dana Pihak Ketiga. Penurunan ini akan berlaku mulai 16 Maret 2020. Dengan kebijakan ini, BI berharap likuiditas valas di perbankan akan naik sekitar US$ 3,2 miliar. Sehingga, mengurangi tekanan di pasar valas.
Terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menangguhkan penerbitan transaksi short selling untuk menjaga stabilitas pasar modal di tengah wabah virus Corona. Upaya ini dilakukan setelah indeks harga saham atau IHSG terus melorot hingga -13,44 persen atau menjadi 5.452,704 sejak perdagangan awal tahun hingga penutupan pada Februari 2020.
Semua upaya inilah yang dilakukan Sri Mulyani cs dan kemudian diumumkan ke publik, beberapa saat setelah kasus pertama virus Corona terkuak.