Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Akui Konsumsi Rumah Tangga Melemah Sejak Tahun Lalu

Perlambatan pada konsumsi rumah tangga ini tercermin dari angka inflasi Indonesia yang terjaga di level rendah sebesar 2,72 persen (yoy) sepanjang 2019.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti. Bisnis/Himawan L Nugraha
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengakui adanya perlambatan konsumsi rumah tangga pada 2019.

Kondisi perlambatan ini tercermin dari angka inflasi Indonesia. Tahun lalu, inflasi konsisten terjaga di level rendah sebesar 2,72 persen (yoy). Memasuki 2020, inflasi kembali terjaga di level rendah di angka 2,68 persen (yoy) pada Januari lalu.

"Kebetulan demand side kita lemah. Konsumsi rumah tangga pada 2019 mencapai level terendah hanya tumbuh di bawah 5 persen," kata Destry dalam Economic Outlook 2020, Rabu (26/2/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2019 sudah mencapai 4,97 persen (yoy), lebih rendah dari kuartal-kuartal sebelumnya yang mampu mencapai 5 persen.

Meski demikian, Destry menilai masih ada faktor lain yang menyebabkan inflasi terjaga rendah. Menurutnya, sistem perekonomian Indonesia saat ini semakin terstandarisasi dan semakin transparan akibat berkembangnya ekonomi digital.

Melalui platform-platform tersebut, konsumen dapat membandingkan harga suatu komoditas melalui aplikasi yang tersedia sehingga timbul harga yang konsisten dan efisien.

Selain itu, Deputi Gubernur Senior BI juga menyebut bahwa Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga berperan besar dalam menekan inflasi. Menurut Destry, inflasi dari komponen volatile food masih menjadi penentu dari pergerakan inflasi secara keseluruhan dan selama ini baik TPIP dan TPID selalu berperan untuk menjaga tingkat harga agar inflasi tidak melambung tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper