Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Harga Properti Residensial Diprediksi Masih Tertekan di Tahun Ini

Tren perlambatan pertumbuhan harga properti residensial yang terjadi di kuartal IV/2019 diprediksi masih akan berlanjut di tahun ini.
Mutiara Nabila
Mutiara Nabila - Bisnis.com 25 Februari 2020  |  16:44 WIB
Harga Properti Residensial Diprediksi Masih Tertekan di Tahun Ini
Foto udara kawasan perumahan di Gunung Sindur, Bogor, Sabtu (28/12/2019). Bisnis - Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Bank Indonesia menunjukkan adanya perlambatan pada kuartal IV/2019. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal pertama 2020.

Pada kuartal IV/2019, Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan harga properti residensial hanya sebesar 0,30 persen (quarter to quarter/qtq). Jumlah ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,50 persen (qtq). Namun, pada kuartal I/2020 diperkirakan IHPR naik ke posisi 0,43 persen.

Managing Partner Residential Group Coldwell Banker Commercial Alvin Alexander menyebutkan kondisi perlambatan pertumbuhan harga properti residensial masih akan terjadi di tahun ini. Menurutnya, kondisi pasar dan perekonomian yang masih banyak mengalami guncangan menjadi salah satu faktor penyebabkan.

“[Di tengah kondisi seperti ini] Kenaikan harga pasti akan terus terjadi dan tidak akan pernah turun. Hal itu didorong juga oleh kebutuhan yang akan selalu ada,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (25/2/2020).

Adapun, secara terperinci riset BI juga menunjukkan adanya kenaikan IHPR pada tipe rumah menegah dan rumah besar dengan kenaikan masing-masing 0,32 persen dan 0,24 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Sementara itu, untuk tipe kecil justru mengalami penurunan dari 0,96 persen di kuartal III/2019 menjadi 0,26 persen pada kuartal IV/2019.

Penurunan indeks harga ini, menurut BI terjadi lantaran dari sisi permintaan dan penjualan mengalami pelemahan lantaran bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang masih tinggi. Pada kuartal IV diketahui suku bunga KPR perbankan rata-rata berada di posisi 9,14 persen.

Permasalahan lain yang menghambat penjualan dan permintaan properti residensial juga antara lain adalah perizinan pengembangan lahan yang belum rampung, proposi uang muka tinggi ketika mengajukan KPR di bank, dan juga masalah perpajakan.

Untuk 2020, diprediksikan perlambatan pertumbuhan IHPR masih akan terjadi. Kendati demikian, pertumbuhannya bisa lebih baik dibandingkan dengan pada kuartal IV/2019.

Pada tiga bulan pertama 2020 diperkirakan pertumbuhan IHPR mencapai 0,43 persen dari IHPR pada kuartal sebelumnya. pertumbuhan paling banyak ditopang oleh kenaikan harga rumah tipe kecil dari 0,26 persen menjadi 0,63 persen, dan menengah dari 0,32 persen menjadi 0,40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

properti residensial pengembang properti
Editor : Fitri Sartina Dewi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top