Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi memacu produksi minyak dan gas bumi dalam negeri dengan menggali potensi sumur tua.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menilai dengan jumlah sumur tua yang besar dan potensi cadangan yang dimiliki, dengan pengelolaan yang baik dapat berpeluang untuk dapat menambah produksi minyak nasional.
Untuk itu, SKK Migas menyelenggarakan rapat koordinasi pengelolaan sumur tua dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) pada Senin (24/2/2020).
Julius menyatakan, untuk meningkatkan produksi minyak nasional, maka salah satu yang bisa berpotensi adalah sumur tua yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sejak keluarnya Permen ESDM No 1 Tahun 2008, per 2009 telah berproduksi pengusahaan sumur tua. Pada puncak produksinya pernah berkontribusi sebesar 2.143 BOPD.
"Pada masa puncak pengelolaan sumur tua ada 1993 sumur yang dikelola dan melibatkan 20 KUD atau BUMD di berbagai wilayah Indonesia. Namun saat ini jumlahnya menurun menjadi 1.400 sumur tua," ujarnya dalam keterangan resminya yang dikutip Bisnis, Senin (23/2/2020).
Baca Juga
Sementara itu, Penasehat Ahli Kepala SKK Migas Satya Widya Yudha, meminta agar peraturan pengeboran pada sumur tua dimungkinkan untuk dilakukan diperdalam lebih dari 50 meter.
Selain itu, Satya meminta Pertamina EP untuk meneliti formasi cadangan pada lokasi sumur tua apabila dilakukan pengeboran lebih dalam.
Satya menilai faktor teknis perlu ditingkatkan untuk sumur tua di seluruh Indonesia.
"Dengan demikian tambahan produksi dan juga lifting akan terjadi cukup baik," sebutnya.
Di lain pihak, Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan pengelolaan sumur tua di wilayah kerja Pertamina EP bekerja sama dengan KUD/BUMD.
"Pada saat ini kontribusi sumur tua tersebut sebanyak 1.905 BOPD yang berasal dari 1.400 sumur tua," jelasnya.