Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan sedang mendorong produk industri animasi untuk bisa menembus pasar ekspor.
Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi mengatakan sebagai upaya untuk berkontribusi terhadap neraca pembayaran Indonesia, Kementerian Perdagangan terus mengembangkan sektor-sektor yang potensial mendatangkan devisa.
Salah satu potensi dari Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan di pasar luar negeri menurut pengamatan Kementerian Perdagangan yakni pada produk animasi, baik dari berupa jasa pembuatan maupun hasil karya berupa tayangan di televisi maupun di aplikasi digital, serta produk hasil intelectual property dari sebuah karya animasi.
Pemerintah memandang perlu memberikan dukungan kepada pelaku jasa animasi untuk dapat berkembang dan berdaya saing di pasar global.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dengan mempertemukan para pelaku dari dalam negeri dengan pelaku animasi dari Korea Selatan pada kegiatan Indonesia-Korea Animation Industry Cooperation Forum, di Jakarta.
“Selama ini sektor jasa Indonesia umumnya dikaitkan hanya dengan kuliner dan distribusi maupun perdagangan yang memberikan sumbangan besar terhadap perekomian. Setelah melalui pengamatan diperoleh informasi potensi yang cukup besar pada jasa animator Indonesia yang tersebar di berbagai tempat seperti Jakarta, Yogyakarta, Solo dan Bali”, ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (15/2/2020).
Bahkan, diam-diam industri animasi Indonesia telah diakui di dunia internasional dengan banyaknya kontribusi para animator Indonesia. Beberapa karya animasi terkenal di dunia seperti Lego Movies, Sonic, Rabbids Invation, the Advantures of Tintin dan lainnya melibatkan industri animasi Indonesia.
Kegiatan Indonesia-Korea Animation Industry Cooperation Forum merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN), Kementerian Perdagangan dengan ASEAN-Korea Center (AKC), The Korea Creative Content Agency (KOCCA), dan Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI).
Kegiatan yang dilaksanakan atas prakarsa Indonesia ini bertujuan untuk mempertemukan pelaku animasi Korea dengan pelaku animasi Indonesia untuk dapat berkolaborasi dalam produksi dan pemasaran maupun dalam berbagi pengalaman serta bertukar membagi informasi perkembangan terbaru sektor animasi di dunia.
Sejumlah 16 pelaku animasi Korea Selatan dan 40 pelaku animasi Indonesia berpartipasi pada acara ini.
Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan menuturkan untuk mengangkat industri animasi Indonesia, melalui kegiatan ini Kementerian Perdagangan mengupayakan pembukaan akses ke pasar Korea Selatan bagi pelaku animasi Indonesia
“AINAKI (Asosiasi Industri Animasi Indonesia) dan Korean Animation Producers Association (KAPA) juga telah bersepakat melaksanakan penandatanganan kerja sama (MoU)," ucapnya.
Sekretaris Jenderal AINAKI Eka Chandra mengharapkan kedua belah pihak mendapat manfaat ganda dari kerja sama ini.
“Di masa depan diharapkan terjadi kemungkinan-kemungkinan baru dalam produksi bersama, pengembangan sumberdaya manusia dan penetrasi IP di kedua negara," lanjut Eka.
Untuk diketahui, pada 2018 pasar industri animasi dunia bernilai US$259 millar dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$270 milliar pada 2020.
Secara khusus untuk industri animasi 3D, Grand View Research menyatakan mempunyai nilai pasar sebesar US$13,75 miliar pada 2018 dan pertumbuhan rata-rata investasinya antara tahun 2019 hingga 2025 (CAGR) diperkirakan sebesar 11 persen.
Sementara itu perkembangan industri animasi Indonesia hingga saat ini belum tercatat dengan baik sehingga data yang dapat disajikan relatif minim.
Menurut perkiraan Indonesia Service Dialogue (ISD) pertumbuhan sektor animasi dan video Indonesia pada tahun 2015 adalah 6,8 persen.
Di lain pihak, jumlah pelaku animasi Indonesia belum dapat dicatat dengan baik. Data AINAKI, terdapat 35 buah studio, dan 5 buah partner industri animasi di Indonesia. Sebagian besar aktivitas pelaku animasi Indonesia adalah service works, yakni sebesar 80 persen dari kegiatan.