Bisnis.com, JAKARTA — Cadangan devisa Januari 2020, yang mencapai US$131,7 miliar, merupakan yang tertinggi kedua setelah Januari 2018, yang sebesar US$131,9 miliar.
Kenaikan cadangan devisa (cadev) ini didorong oleh adanya arus masuknya modal dari pasar saham maupun pasar obligasi. Di pasar saham, investor asing membukukan net buy sebesar US$1,10 juta pada Januari 2020. Sementara itu, di pasar surat utang, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh asing bertambah sebesar US$999,44 juta.
Baca Juga
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan dari sisi nilai tukar, rupiah tercatat menguat sebesar 1,52 persen secara month-to-month (mtm) pada Januari 2020, ke level Rp13.655 per dolar AS.
"Kenaikan cadev ini juga dipengaruhi oleh penyerapan di Lelang SBI [Sertifikat Bank Indonesia] valas oleh BI [Bank Indonesia] pada bulan lalu sebesar $149,25 juta. Pada bulan lalu juga, Kementerian Keuangan menerbitkan SBN valas senilai US$2 miliar dan 1 miliar euro. Peningkatan cadev secara keseluruhan ditopang oleh perbaikan neraca pembayaran Indonesia yang selanjutnya mendukung stabilnya nilai tukar rupiah," paparnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (7/2/2020).
Menurut Josua, penguatan nilai tukar rupiah saat ini sangat dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing serta pasokan valas dari eksportir. Hal tersebut juga didorong tiga faktor, yaitu prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun.
Dia menuturkan peningkatan cadev tersebut juga akan meningkatkan tingkat kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.
"Kenaikan cadev mengindikasikan bahwa pasar keuangan domestik memiliki buffer dalam mengelola risiko global yang berpotensi mempengaruhi aliran modal asing di pasar keuangan," ujar Josua.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyatakan posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.