Bisnis.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia membidik pertumbuhan layanan pengiriman pada hari yang sama atau Q9 sebesar 30 persen pada tahun ini dengan memperluas ke sektor makanan.
VP Marketing PT Pos Indonesia Tata Sugiarta mengatakan peresmian produk Q9, layanan pengiriman pada hari yang sama untuk mengakomodasi permintaan belanja daring. Jasa pengiriman pada hari yang sama tersebut baru dirilis pada September 2019. Hasilnya, hingga akhir tahun lalu bisa tumbuh 50 kali lipat dibandingkan dengan awal peluncuran dengan rata-rata sebanyak 50.000 kiriman per bulan.
Menurutnya, permintaan pasar terhadap layanan lokal dalam kota yang dapat dikirim pada hari yang sama semakin tinggi. Bagi para pebisnis daring dan pelaku UKM, aspek kecepatan, keamanan dan kepraktisan pengiriman barang menjadi poin utama dari kesuksesan usaha.
“Pada 2020 ini Pos Indonesia menargetkan pertumbuhan 30 persen, selain itu untuk lebih memanjakan pelanggan awal tahun 2020 ini akan diluncurkan aplikasi di mobile untuk layanan ini,” jelasnya, Senin (3/2/2020).
Perseroan juga tengah mempersiapkan fitur tambahan Q9Food untuk pemesanan makanan dan fitur lainnya yang mungkin berkembang.
Perseroan, lanjut dia, juga akan memperluas jangkauan pelayanan dari yang sebelumnya hanya melayani kota-kota besar di pulau Jawa menjadi tersedia tersedia di kota-kota lain di Jawa bahkan secara nasional.
Layanan same day yang dimiliki Pos Indonesia menekankan pada waktu pengeposan yang memungkinkan dilakukan hingga pukul 16.00. Hal ini untuk mengakomadasi pengiriman lewat kurir-kurir lain yang rata-rata melayani hanya sampai pukul 12.00.
Tarif kiriman Q9 dihitung per kilogram dengan tingkat berat maksimal paket 5 kg.
Sebelumnya, Kepala Regional IV DKI Jakarta Onny Hadiono menuturkan layanan itu memberikan berbagai fasilitas yang dijamin berbeda dengan layanan sameday service pesaingnya.
"Kami optimistis karena kami punya back bone kuat, ada sekitar 1.200 pengantar di DKI Jakarta, O-rangers [layanan jemput kiriman] kami sudah medekati 500 orang, siap pick up service," katanya.
Hal terebut mengingat 60 persen kiriman dari bisnis online itu dilakukan di dalam kota sehingga pasar jenis itu yang mencoba disasar Pos Indonesia.
