Bisnis.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) mengistilahkan sudah menyumbang negara Rp1,3 triliun dalam 3 tahun terakhir sebagai konsekuensi menomboki dana public service obligation (PSO) Layanan Pos Universal.
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono menuturkan pihaknya sudah menyumbang negara dalam konteks menutupi beban PSO untuk membuka kiriman ke daerah yang nonprofit.
"Tiga tahun terakhir kita menyumbang tidak kurang dari Rp 1,3 triliun. jadi menyumbangnya itu kita mendanai pekerjaan konektivitas, kita ngasih Indonesia. Semoga jadi amal jariahnya Pos Indonesia," ujarnya, Selasa (17/12/2019).
Saat ini, Pos Indonesia melayani kiriman untuk daerah-daerah yang tidak begitu menguntungkan, karena perannya untuk menjaga konektivitas di seluruh Indonesia.
Pos Indonesia terbebani adanya subsidi silang PSO Layanan Pos Universal, sehingga laba bersih perusahaan mengalami penurunan.
Pendapatan perusahaan pada 2018 diperkirakan mencapai Rp5,1 triliun naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp5,074 triliun. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan berkisar Rp130 miliar pada 2018 turun 60 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp355 miliar.
Kontribusi terbesar dari pendapatan tersebut didapat dari bisnis jasa kurir sebesar Rp3,5 triliun, jasa keuangan sebesar Rp1 triliun, distribusi materai Rp320 miliar dan sisanya dari bisnis properti.