Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Beras Berpotensi Berlanjut Hingga Maret

Gejolak harga beras diperkirakan bakal terjadi selama Februari sampai Maret, lantaran di sejumlah daerah peride awal panen raya diperkirakan baru akan terjadi pada Maret.
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk mengantisipasi gejolak harga beras selama Februari sampai Maret di sejumlah daerah menyusul awal produksi yang diperkirakan baru akan terjadi pada Maret.

Daerah-daerah yang dinilai potensial mengalami gejolak harga beras antara lain Sumatra Barat, provinsi di Pulau Kalimantan, dan di Indonesia bagian Timur.

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengemukakan masa awal panen di daerah sentra produksi baru akan terjadi pada Maret akibat masa tanam yang mundur sebagai imbas dari kemarau pada 2019 yang panjang. Pasokan yang berkurang selama periode ini dinilainya akan sangat mempengaruhi harga di sejumlah daerah.

"Dari segi pasokan belum banyak karena panen baru akan dimulai pada Maret, selain itu ada kendala distribusi juga dari daerah yang mulai panen ke daerah yang belum. Ini yang perlu diantisipasi pemerintah," kata Dwi kepada Bisnis, Senin (3/2/2020).

Di sisi lain, tren kenaikan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dan penggiling pun dinilai Dwi merupakan suatu hal yang normal. Dia memperkirakan kenaikan ini pun akan bertahan sampai bulan depan seiring dimulainya panen.

"Kenaikan harga ini pun hal yang lumrah di masa-masa sebelum panen. Tapi tidak di level yang mengkhawatirkan," sambungnya.

Kenaikan harga yang relatif normal ini pun disebut Dwi tak lepas dari stok beras simpanan Perum Bulog yang berada di level aman. Secara psikologis, Dwi menyatakan stok tersebut bisa dimanfaatkan Bulog untuk mengintervensi harga secara leluasa.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin mengemukakan bahwa stok cadangan beras yang disimpan perusahaan tersebut berada di angka 1,7 juta ton. Sepanjang 2020, perusahaan telah mendistribusikan 151.287 ton beras untuk operasi pasar.

Adapun berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari 2020, rata-rata harga GKP di tingkat petani berada di lebel Rp5.273,00 per kg atau naik 1,13 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.371,00 per kg atau naik 1,09 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Adapun untuk rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani terpantau naik 0,40 persen menjadi Rp5.798,00 dan di tingkat penggilingan Rp5.911,00 per kg atau naik 0,41 persen.

Pada Januari 2020, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pun terpantau naik 1,98 persen menjadi Rp10.033,00 per kg. Untuk kualitas medium, terdapat kenaikan sebesar 2,51 persen menjadi Rp9.805,00 per kg dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp9.519,00 per kg atau naik sebesar 2,88 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper