Bisnis.com, JAKARTA – Kendati beberapa raksasa ritel gulung tikar, pengembang pusat perbelanjaan terus memacu ekspansi, khususnya di Jakarta. Dalam 2 tahun ke depan, Jakarta akan kedatangan 18 pusat perbelanjaan baru sepanjang 2020 – 2022.
Director and Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus menyebut proyek yang akan datang diproyeksikan masuk ke pasar pada 2019, tapi tertunda karena pekerjaan konstruksi yang lambat. Dampaknya pusat perbelanjaan ini mulai beroperasi pada awal 2020.
“Kalau jadi, berarti nanti ada dua gedung di area SCBD, D8 dan Elysee, dan satu mal di area Senayan, Spark. Pusat belanja baru itu akan jadi tambahan yang cukup dinantikan karena tidak ada perkembangan baru semenjak 2018,” kata Anton, Minggu (2/2/2020).
Pasok baru yang membanjiri Jakarta ini menyasar kelas menengah atas. Segmen ini mencakup 60 persen pusat perbelanjaan baru. Sementara itu, sisanya menyasar kelas atas. Dari lokasi, pasok baru ini akan dominan di Jakarta Utara.
Belum lama ini, pusat belanja terbesar di Indonesia Nirvana Wastu Pratama (NWP Retail) milik Warburg Pincus, membeli salah satu mal milik Grup Lippo. NWP melakukan pembelian pada lima mal yang tersebar di seluruh Indonesia senilai Rp1,8 triliun.
Pembelian pada akhir 2019 itu menandakan bertumbuhnya partisipasi operator internasional di properti ritel Indonesia. Selain itu pengembang asal Korea Selatan dan Jepang juga menambah jaringannya di Tanah Air.
Savills memprediksikan masa depan ritel Jakarta bisa menjadi lebih dinamis dan inovatif. Kebijakan pengelola yang terus menambah nilai untuk menarik konsumen membuat pilihan pengunjung semakin banyak.
Ke depan sektor makanan dan minuman juga masih akan menjadi tenant populer untuk mengisi ruang ritel.
Bersamaan dengan pertumbuhan permintaan yang akan datang, harga sewa properti ritel diperkirakan bisa naik secara perlahan. Savills memperkirakan harga sewa akan naik 3% - 4% per tahun dalam dua sampai tiga tahun ke depan.