Bisnis.com, JAKARTA - Wood Mackenzie, lembaga riset energi, menyebut permintaan minyak diproyeksikan bakal melemah sepanjang kuartal I/2020 seiring dengan merebaknya virus corona di China.
Yuiao Lei, Konsultan Wood Mackenzie disebutkan bahwa virus corona memberikan dampak yang cukup besar terhadap kondisi makroekonomi China. Menyusul hal tersebut, permintaan minyak diproyeksikan bakal melemah karena menurunnya permintaan dari industri penerbangan dan transportasi umum.
Berdasar pengalaman sebelumnya pada 2003 saat virus SARS mewabah, permintaan minyak melemah yang disebabkan menurunnya permintaan dari bahan bakar jet, bensin, dan diesel.
Adapun, pada kuartal I/2019, pihaknya memproyeksikan permintaan minyak dari China bakal melemah 250.000 barel per hari. Sementara itu, dengan adanya penyesuaian di beberapa daerah, pihaknya memproyeksikan permintaan minyak dunia pada kuartal I/2020 akan terkoreksi 0,5 juta barel per hari.
“Larangan perjalanan dari China akan memberikan dampak yang besar,” jelasnya.
Larangan perjalanan dari China ke sejumlah daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara membuat akan mempengaruhi jumlah perjalanan yang ada.
Baca Juga
Selain itu, dengan larangan tersebut akan mempengaruhi aktivitas industri di yang mayoritas berada di kota Wuhan, sehingga permintaan diesel akan terdampak.
Selanjutnya, aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan di dalam rumah memberikan dampak terhadap kurangnya jumlah masyarakat yang berkendara, hal itu melemahkan permintaan bensin.
“Permintaan minyak China diproyeksikan pulih pada paruh kedua tahun ini,” jelasnya.