Bisnis.com, JAKARTA — Wood Mackenzie, lembaga riset energi, memperkirakan pemasangan solar fotovoltaik (PV) akan mencapai 114,5 gigawatt (GW) pada 2019 atau naik 18% dari periode tahun lalu.
Sementara itu, instalasi tahunan akan mencapai 120 GW hingga 125 GW pada awal 2020 ketika pasar negara berkembang mulai masif menggunakannya. Instalasi surya PV kumulatif global diperkirakan akan tumbuh dari 500 Gigawatt of Direct Current (GWdc) pada 2018 dan menjadi 1.243 GWdc pada 2024.
Cina, India, dan Amerika Serikat akan menjadi negara dengan porsi pemasangan surya PV terbesar, yakni mencapai lebih dari 50% hingga 2024. Kondisi ini akan menjadikan Asia Pacific Accreditation Cooperation Incorporated (APAC) dan Amerika Utara sebagai wilayah paling menarik dalam segmen operations and maintenance (O&M) surya.
Analis utama Wood Mackenzie Leila Garcia da Fonseca mengatakan harga global yang menurun telah mendorong digitalisasi solusi layanan surya PV. Teknologi surya PV akan semakin sederhana jika dibandingkan dengan teknologi generasi lainnya.
“Karena pemilik dan operator aset terus berinvestasi dalam analitik canggih dan perangkat lunak khusus O&M, dan beralih dari metode analitik berbasis spreadsheet yang lebih memakan waktu, biaya operasional akan berkurang dan kualitas data yang lebih tinggi tercapai," katanya, seperti dikutip dalam rilis, Selasa (8/10/2019).
Dengan pertumbuhan permintaan dan kapasitas terpasang, biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tahunan akan meningkat dari hampir US$4,5 miliar pada 2019 menjadi lebih dari US$9 miliar pada 2024.
Baca Juga
"Teknologi surya telah sangat meningkatkan rasio pemanfaatan teknisi selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, satu teknisi akan dapat melayani 20 megawatt (MW) kapasitas tenaga surya," katanya.