Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Ada Potensi Neraca Dagang 2020 Alami Surplus

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menuturkan, pihaknya menyambut positif terjadinya penyempitan defisit neraca perdagangan pada Desember 2019. Ia pun mengatakan potensi neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus terbuka.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad

Bisnis.com, JAKARTA - Perolehan neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2020 berpotensi mengarah ke zona hijau seiring dengan penyempitan defisit yang terjadi pada akhir 2019.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menuturkan, pihaknya menyambut positif terjadinya penyempitan defisit neraca perdagangan pada Desember 2019. Ia pun mengatakan potensi neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus terbuka.

"Karena berkurangnya defisit [neraca perdagangan] cukup besar dari US$8,70 miliar menjadi pada kisaran US$3 miliar," kata Dody saat ditemui dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta pada Kamis (16/1/2020).

Potensi surplus neraca perdagangan ini memerlukan dukungan secara eksternal. Dody memaparkan, kondisi perekonomian diharapkan mengalami perbaikan dalam beberapa waktu ke depan untuk membantu mengerek harga komoditas.

Ia melanjutkan, penguatan nilai neraca perdagangan akan membantu menutupi defisit transaksi berjalan (current account deficit) serta nilai tukar rupiah.

"Kami harap pada 2020 ini, angka defisit neraca perdagangan semakin mengecil dan pada akhirnya mengalami surplus," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan sepanjang 2019 mengalami defisit US$3,20 miliar. Defisit tersebut terjadi seiring dengan kinerja ekspor sepanjang 2019 yang mencapai US$167,53 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan kinerja impor yang mencapai US$170,72 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit sepanjang 2019 masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan defisit neraca perdagangan 2018 yang mencapai US$8,7 miliar.

Selama Desember 2019 neraca perdagangan mengalami defisit US$0,03 miliar atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada November 2019 sebesar US$1,39 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper