Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menyatakan menjelang Lebaran tahun ini tidak terjadi lonjakan permintaan produk domestik.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan permintaan pakaian jadi biasanya sudah mulai naik sejak 4 bulan — 6 bulan sebelum Ramadan. Asosiasi menduga belum adanya lonjakan tersebut disebabkan oleh banyaknya volume kain dan pakaian jadi impor di gudang industri.
“Barangkali pabrikan masih ragu-ragu apakah kondisinya sudah membaik karena sampai sekarang belum ada permintaan yang melonjak. Kami masih melihat apakah ada kenaikan tren impor pakaian jadi di Januari—Februari,” kata Sekretaris Jenderal API Jawa Barat Rizal Rakhman kepada Bisnis, Kamis (8/1/2020).
Rizal mengatakan biasanya permintaan melonjak sekitar 50%—100% mendekati Ramadan. Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan pihaknya kini khawatir impor TPT berganti bentuk dari kain menjadi pakaian jadi. Jika hal tersebut terjadi, katanya, importir akan menggenjot volume imporsekitar 2 minggu sebelum Lebaran.
“Makanya harus agar ketat dalam pemeriksaan kepabeanan. Kalau dari pabrikan, ordernya sudah baik, tapi belum sepenuhnya pulih. Kami tunggu [pesanan untuk lebaran], tapi tidak seoptimistis seperti yang sudah-sudah,” katanya kepada Bisnis.
Guna menjaga pasar domestik, Ade mengatakan pihaknya akan mengajukan safeguard pada beberapa pos tarif pakaian jadi maupun garmen. Menurutnya, pengajuan tersebut berdasarkan lonjakan impor pada tahun-tahun sebelumnya.
Selain dipenuhi barang impor, Ade menyatakan rendahnya permintaan mendekati bulan Ramadan juga dipengaruhi rendahnya daya beli konsumen. “Daya beli tidak akan lebih baik dibandingkan 2019.”