Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menilai pencegahan genangan pada jalur rel tidak bisa disamaratakan hanya dengan upaya peninggian, tetapi perlu upaya komprehensif lain karena terdapat faktor topografi lingkungan.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengapresiasi respons Kementerian Perhubungan dalam mengantisipasi banjir dengan peninggian jalur KA yang terdampak. Hal tersebut bisa menjadi solusi jangka pendek untuk memperlancar perjalanan KA dan memenuhi kebutuhan mobilitas saat terjadi banjir.
"Hanya saja tindakan serupa [peninggian rel] tidak bisa diterapkan pada semua lintas yang terdampak genangan banjir. Bagaimanapun, dampak banjir terhadap lintasan KA turut dipengaruhi kondisi geografis dan topografis ruang kawasan lingkungan jalan rel," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (5/1/2020).
Dia mencontohkan lintasan di Rawabuaya, Pondok Ranji dan mungkin Tambun dapat dilakukan peninggian rel untuk menghindarkan genangan. Namun, berbeda dengan kondisi di Dipo Bukit Duri yang memang terletak tidak jauh dengan bantaran Sungai Ciliwung ataupun Stasiun Tanah Abang yang terletak paralel dengan Kanal Banjir Barat yang rawan luapan sungai.
Hal serupa, lanjutnya, juga terdapat pada area Kampung Bandan yang merupakan dataran dengan rawa yang cenderung membentuk cekungan. Tentu memerlukan solusi lebih komprehensif yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah karena menyangkut tata ruang dan penanganan daerah aliran sungai.
Aditya berpendapatpeninggian rel pun tidak mudah dilakukan pada kawasan lintas dekat stasiun, karena akan terkait pula dengan penyesuaian tinggi peron, wesel pemindah jalur, hingga persinyalan.
Baca Juga
Dalam jangka panjang, ujarnya, selama tata ruang dan pengendalian banjir di hulu serta penataan daerah aliran sungai dan waduk belum secara komprehensif dilakukan oleh pemerintah, dampak genangan terhadap prasarana KA masih potensial terjadi.
Pihaknya menyebut bahkan pembangunan infrastruktur jalur layang pun belum tentu menjadi solusi, selama prasarana di permukaan tanah juga terdampak. Terbukti ketika pekan lalu operasional LRT Kelapa Gading terhenti walaupun berada di lintasan layang.
"Padahal seharusnya infrastruktur layang dapat menjadi akses andalan warga untuk evakuasi dan mobilitas ketika terjadi banjir," katanya.