Bisnis.com, JAKARTA- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan blal-blakan.
Susi Pudjiastuti pun blak-blakan menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengusulkan beberapa wilayah dijadikan tempat budi daya benih lobster atau benur.
Susi menilai, orang nomor satu di Jawa Barat tersebut perlu belajar dahulu terkait lobster dan berkomunikasi ke masyarakat apa yang sebenarnya dibutuhkan.
"Mestinya Pimpinan daerah belajar mendalami suatu kebijakan publik sebelum mengatakannya ke publik. Bertanya ke Masyarakat di daerahnya apa yg terbaik untuk mereka & lingkungannya," kata Susi melalui akun Twitter @susipudjiatuti, Selasa, 24 Desember 2019, seperti dikutip Tempo.co, Rabu (25/12/2019).
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan dan menawarkan beberapa wilayah pantai selatan seperti Pangandaran, Garut, dan Sukabum, sebagai lokasi budi daya lobster.
Susi menjelaskan bahwa sebenarnya budi daya lobster itu akan menghabiskan bibit yang ada di alam, karena saat ini biota laut tersebut belum bisa memijah atau kawin di penangkaran. Sehingga menurut Susi, suatu saat nanti budi daya pembesaran akan berhenti disebabkan bibit yang habis dari alam.
"Budi daya akan menghabiskan plasma nutfah/ bibit lobster di alam. Dan suatu saat pembesaran lobster itupun akan berhenti karena bibit telah habis. Ingat, lobster belum bisa berkawin dan mijah di penangkaran. Semua bibit lobster yang diambil (sampai dengan) hari ini adalah dari alam," Susi menjelaskan.
Susi mengatakan, saat ini lobster dalam zona ancaman kepunahan karena banyak orang tidak peduli keberlanjutan biota laut tersebut. Ia menegaskan, semua pembesaran lobster saat ini menggunakan benur dari alam. "Cara pengambilan bibit ini massal &mudah; akan cepat menghabiskan stok alam," ujar Susi.
Susi hanya berharap ekosistem laut Indonesia bisa berkelanjutan, dan selalu lestari, agar bisa selalu dinikmati oleh semua generasi.
"Menjaga Keberlanjutan Sumber Daya Alam yaitu Kelautan dan Perikanannya agar tetap SELALU ADA dan BANYAK, Produktif lestari. Cukup untuk dimakan dan dikomersialkan. Bertahun tahun dinikmati generasi ke generasi. ADA dan BANYAK," kata Susi di akun Twitternya.