Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarinah (Persero) menyatakan kesanggupannya untuk sepenuhnya menjual produk dalam negeri di gerai ritel modern yang dimilikinya sesuai dengan usulan pemerintah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki diketahui sedang melakukan koordinasi untuk mewujudkan perubahan konsep gerai ritel Sarinah yang nantinya hanya akan menjual produk dalam negeri, khususnya hasil produksi dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Ritel Sarinah Lies Permana Lestari mengatakan perubahan konsep tersebut sangat mungkin untuk diwujudkan lantaran selama ini Sarinah yang mengusung jargon “The Window of Indonesia.”
Selama ini, Sarinah telah memasarkan berbagai produk dalam negeri, terutama hasil produksi UMKM yang sebagian besar merupakan produk kerajinan serta makanan dan minuman.
Adapun, sampai dengan saat ini persentase produk dalam negeri yang dijual melalui gerai Sarinah mencapai 70% dari keseluruhan produk yang dijual.
“Sangat mungkin [untuk diwujudkan], karena kami selama ini merupakan gerai ritel modern yang menjadi tujuan konsumen baik lokal maupun asing untuk mencari produk-produk yang benar-benar kental rasa Indonesianya dan [tentunya] produk-produk terbaik karena sudah dikurasi,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Namun, Lies menyatakan untuk mewujudkan perubahan konsep tersebut dibutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan terkait, baik yang ada di tingkat pusat maupun daerah.
Saat ini, Sarinah diketahui telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dari berbagai daerah di Indonesia untuk memasarkan produk-produk unggulan dari daerah tersebut.
Adapun yang terbaru, BUMN yang namanya diambil dari nama pengasuh Presiden Soekarno itu telah menandatangani kerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk penjualan produk-produk UMKM unggulan dari provinsi tersebut.
“Kami tidak bisa sendirian, kami harus bersinergi dengan banyak kementerian atau lembaga. Kemudian, kami juga harus bekerjasama dengan pemerintah daerah yang ingin produk-produk unggulannya bisa kami pasarkan baik di dalam maupun luar negeri,” tegasnya.
Lebih lanjut, Lies mengatakan untuk menyukseskan perubahan konsep tersebut juga diperlukan pembenahan fisik dari masing-masing gerai Sarinah. Dia tak menampik bahwa gerai Sarinah, khususnya yang ada di Jakarta sudah cukup usang dan tidak mampu menarik perhatian konsumen secara optimal.
Sebagai catatan, ritel modern sebagai salah satu lini usaha dari Sarinah pada 2018 berkontribusi 15% dari total pendapatan perusahaan sebesar Rp724 miliar.
Saat ini, Sarinah memiliki tiga gerai departement store berskala besar yang berlokasi di Jakarta, Yogyakarta, dan Malang, Jawa Timur. Selain itu, Sarinah juga diketahui memiliki gerai sejenis dengan skala yang lebih kecil di sejumlah bandara di Tanah Air serta luar negeri.
“Gerai kami butuh pembenahan, dari segi interior terutama karena memang kami menggunakan gedung yang sudah cukup tua. Melalui pembenahan ini nantinya [gerai Sarinah] akan kami bawa tidak hanya sekedar [ritel modern yang] menjual produk-produk kepada konsumen semata. Kami ingin gerai kami pemberikan pengalaman berbelanja yang berbeda dan mengarah kepada konsep [ritel modern] gaya hidup,” paparnya.
Adapun, untuk mendukung penjualan ritel Sarinah juga tengah menyiapkan marketplace khusus untuk menjual produk-produk UMKM yang saat ini bermitra dengan Sarinah.
Marketplace tersebut merupakan pengembangan dari platform dagang el Sarinah Online yang bisa diakses melalui situs web www.sarinahonline.co.id dan aplikasi untuk perangkat berbasis Android sejak 2017.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sudiarta Yasa medukung usulan pemerintah untuk menjadikan Sarinah sebagai ritel modern khusus untuk produk dalam negeri, terutama UMKM. Dengan adanya usulan tersebut, menurut Ngurah sapaan akrabnya Sarinah bisa ikut mendongrak pendapatan dari lini usaha ekspor.
“Jika semua bersinergi untuk menjadikan Sarinah sebagai showcase dan trading house untuk produk-produk UMKM dari seluruh Tanah Air tentunya bisa meningkatkan pendapatan kami dari [kegiatan] ekspor yang saat ini masih sangat kecil. Selama ini kami sudah melakukan ekspor produk-produk UMKM, terakhir ini produk-produk [UMKM] berupa makanan dari Riau ke China,” katanya.