Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bereskan Defisit Transaksi Berjalan, B20 dan B30 Jadi Solusi

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono menyatakan bahwa cita-cita mengecilkan CAD bisa dilakukan dengan menjalankan B20 dan B30
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono usai pemaparan Pelatihan Wartawan Bank Indonesia pada Kuartal IV di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, Senin (9/12/2019)/Bisnis-Gloria Fransisca
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono usai pemaparan Pelatihan Wartawan Bank Indonesia pada Kuartal IV di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, Senin (9/12/2019)/Bisnis-Gloria Fransisca

Bisnis.com, LABUAN BAJO – Bank Indonesia menilai, untuk membereskan masalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada 2023, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mempercepat hilirisasi B20 dan B30 untuk menekan impor minyak.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono menyatakan bahwa cita-cita mengecilkan CAD bisa dilakukan dengan menjalankan B20 dan B30. Dia menilai, langkah B20 sudah terbukti menekan impor minyak dan memperkuat neraca perdagangan tahun ini.

Dia menyatakan, dampak lanjut dari penerapan B20 dan B30, serta hilirisasi komoditas ekspor adalah menggeliatnya kegiatan produksi dalam negeri. Salah satunya adalah mendorong produksi baterai untuk mobil listrik.

“Kita ada nikel besar, besi juga banyak, nanti bisa diolah jadi baterai mobil listrik. Kalau ini berhasil, Indonesia bisa jadi pusat produksi batu baterai mobil listrik,” ujar Endy di Ayana Hotel, Senin (9/12/2019).

Dia menambahkan dengan kehadiran produk baterai listrik akan sangat memungkinkan Indonesia juga menjadi pusat pengembangan mobil listrik. Sehingga, produk otomotif Indonesia, khususnya mobil listrik bisa bersaing dengan produk dari negara-negara lain di pasar global.

“Mudah-mudahan ke depan, kalau bisa jadi pusat produksi mobil listrik, karena baterai dibuat disini. Barangkali itu agenda ke depan untuk defisit transaksi berjalan,” terangnya.

Sementara itu Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menyatakan, selain mempercepat proses B30 di Indonesia, langkah lain yang perlu dilakukan untuk menambal pelebaran CAD adalah mendorong sektor pariwisata.

Dia menyebut, sektor ini sudah menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah, terlihat dari upaya pemerintah menciptakan 10 Destinasi Wisata Bali Baru.

“Langkah ini akan mendatangkan devisa, dan cadangam devisa bertambah, semua orang bisa bahagia kondisi Indonesia jadi lebih kuat,” terangnya.

Dia menambahkan, seperti ujaran dari Bank Dunia, agar semua negara dengan potensi alam dan sumber daya alam yang baik harus mengelola semua potensi itu dengan baik, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

Hal ini mengingat pertumbuhan pariwisata di suatu daerah akan secara paralel menumbuhkan sektor lain, misalnya industri usaha mikro kecil menengah. Sehingga, upaya menurunkan CAD menjadi lebih konkret.

Dia berpesan, yang paling utama dalam pengembangan pariwisata dan sektor lain dalam rangka menambal CAD adalah dengan mengoptimalisasi sumber daya manusia (SDM) lokal.

“Jadi kita tak perlu bayar pakai dolar, tapi rupiah. Sehingga CAD akan berkurang, dan hal ini akan mempercantik Indonesia agar diminat investor maupun foreign direct investment,” paparnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper