Bisnis.com, SLEMAN - Proyek jalan tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen membuat sebagian warga yang terdampak pembangunan mengalami dilema untuk merelakan tanahnya.
Danang salah seorang warga Bokoharjo, Prambanan, Sleman mengatakan sebagian besar warga terdampak justru berharap lahan yang cuma terkena sedikit untuk pembangunan jalan tol agar bisa dibeli seluruhnya oleh Satker.
"Apalagi yang kena sak uprit [sedikit]. Lha mbok sisan kabeh ae [dibeli seluruhnya saja], mintanya warga begitu. ada juga yang tidak kena tapi bersebelahan dengan proyek, juga minta dibeli saja," kata Danang, Jumat (6/12/2019).
Meski masih menunggu kedatangan Satgas untuk memvalidasi lahan, namun hingga kini lanjut Danang, tidak ada gejolak apapun yang terjadi di masyarakat. Khususnya warga terdampak.
"Kemarin ada yang ngaku-ngaku warga Jobohan bernama Abdul Qodir, setelah ditelisik ternyata bukan warga Jobohan. Dia hanya punya tanah di pinggir jalan Prambanan-Piyungan," katanya.
Dikatakannya, warga masih menanti tim dari kelurahan dan BPN yang berencana melakukan validasi bahkan pematokan lahan. "Katanya diberi waktu dua minggu setelah sosialisasi, tapi sampai saat ini kami masih belum ada yang datang," katanya.
Kepala Desa Bokoharjo Prambanan Dody Hariyanto mengatakan Pemdes masih menunggu kesiapan dari Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Jogja-Solo dan Jogja-Bawen untuk melaksanakan kegiatan validasi kepemilikan lahan terdampak pembangunan tol.
"Kami masih komunikasikan hal itu dengan Satker. Sampai saat ini, Satgas untuk melakukan validasi belum dibentuk," katanya.