Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengungkapkan alasan pemerintah mengundang operator baru pemasok avtur ke Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah melakukan pembahasan bersama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM guna membuat harga avtur semakin terjangkau.
"Intinya adalah kami ingin industri aviasi untung, tidak rugi. Artinya mereka tetap bisa eksis," katanya seusai membuka Rapat Kerja Kemenhub, Selasa (3/12/2019).
Menhub menambahkan kesinambungan usaha maskapai juga dilakukan dengan menerapkan tarif penerbangan hang terjangkau sesuai dengan kategori layanan, yakni layanan penuh, layanan menengah, dan layanan minimum.
Perwujudan kesinambungan usaha maskapai, lanjutnya, dimulai dari tata kelola perdagangan avtur. Terlebih, bahan bakar memiliki kontribusi 40% dari total biaya operasional, sehingga fluktuasinya selalu memiliki dampak yang signifikan.
Budi Karya menyebutkan saat ini terjadi disparitas harga avtur di beberapa wilayah Indonesia, khususnya bagian Timur. Maskapai yang beroperasi melayani rute penerbangan di sana dibebani dengan biaya operasional yang tinggi dan jumlah penumpang sedikit.
Baca Juga
"Sudah [penumpangnya] sedikit, jaraknya jauh, harga avturnya mahal. Jadi terakumulasi, sehingga terjadi tarif [penerbangan] yang tinggi," ujarnya.
Dia ingin operator avtur bisa menyediakan harga avtur yang seimbang antara Barat dan Timur. Hal tersebut bisa dicapai dengan melakukan tinjauan ulang struktur biaya operasional dan efisiensi. "Saya sudah bicara dengan Menteri ESDM, saya nggak mau intervensi lebih jauh," tuturnya.
Menhub juga meminta kepada Menteri Keuangan agar mengurangi atau bahkan meniadakan pajak avtur untuk avtur di wilayah Timur.