Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Bidik Investasi Rp8,95 Triliun pada Subsektor Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan membidik investasi senilai Rp8,95 triliun pada 2020 mendatang untuk mendukung peningkatan ekspor berbagai komoditas subsektor ini. 
Buruh tani memanen jagung manis di lahan pertanian jagung Kadireso, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (31/7)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Buruh tani memanen jagung manis di lahan pertanian jagung Kadireso, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (31/7)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan membidik investasi senilai Rp8,95 triliun pada 2020 mendatang untuk mendukung peningkatan ekspor berbagai komoditas subsektor ini. 

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengemukakan kebutuhan investasi dengan nominal tersebut diperlukan dalam mendongkrak industri pengolahan tujuh jenis tanaman pangan yang mencakup padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Investasi bakal diarahkan pada klasterisasi penanaman dan penghiliran demi menambah nilai produk tanaman pangan.

“Supaya ekspor tinggi, kita harus hilirisasi produk-produk pangan. Dengan demikian, ada nilai tambah di kita. Kalau saya hitung-hitung, kebutuhan investasinya sekitar Rp8 triliun untuk hilirisasi tujuh produk tanaman pangan. Seperti jagung saja potensi produk turunannya bisa mencapai 43 jenis,” katanya usai rapat koordinasi dengan pelaku usaha di kantornya, Senin (2/12/2019).

Di sisi lain, Suwandi mencatat data produksi menjadi salah satu bahan evaluasi yang juga akan dijadikan acuan dalam mendongkrak rencana ini. Langkah peningkatan produktivitas disebutnya bakal didukung dengan benih unggul.

Dari segi ketersediaan lahan, Suwandi mengungkapkan sejumlah daerah menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan. Untuk pengolahan jagung di Nusa Tenggara Timur misalnya, dia menyatakan telah ada investor asing asal Rusia yang menyatakan minat.

“Ada juga minat investasi di stevia dan gandum. Untuk tanaman sorgum, juga ada yang berminat masuk. Di kacang hijau juga pabrik pengolah siap menyerap produksi petani, 10% produksi kita sudah ekspor,” paparnya.

Dalam rangka realisasi, luas tanam diharapkan dapat meningkat demi memenuhi kebutuhan industri pengolahan. Indeks pertanaman pun disebutnya akan digenjot dan diiringi dengan penyederhanaan regulasi.

“Kami sudah mempermudah regulasi. Sekarang lebih bagaimana mempertemukan produsen dengan pelaku usaha. Kalau ketemu modelnya, lalu dipasarkan,” ujar Suwandi.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan produksi tanaman pangan bakal menembus angka 103,13 juta ton pada 2020. Hasil ini diperoleh dari perkiraan luas panen secara total seluas 17,75 juta hektare (ha).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper