Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menggelar seminar internasional bertajuk, “The Pivotal Role of Infrastructure Financing to Advance Sustainable Economic Growth” untuk mendorong optimalisasi pembiayaan infrastruktur.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan kunci dalam pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang bagi Indonesia adalah konsep berkelanjutan. Hal itu, kata Destry, tecermin dalam visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Pertama, pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Kedua, pembangunan sumber daya manusia. Ketiga, perbaikan iklim investasi. Keempat, reformasi birokrasi. Kelima, transformasi ekonomi.
Visi ini, kata Destry, adalah koreksi dan peningkatan upaya pembangunan dari sejumlah proyek pembangunan ambisius yang dikerjakan pemerintah dalam 5 tahun terakhir. Pasalnya, meski pembangunan infrastruktur sudah cukup masif di Indonesia, tetapi rasio infrastruktur terhadap PDB di Indonesia masih rendah, yaitu 43% dari PDB. Angka ini sangat jauh dibandingkan dengan rasio infrastruktur dari sejumlah negara maju yakni 70% dari PDB.
Beberapa persoalan yang masih mengikat pertumbuhan rasio infrastruktur di Indonesia adalah rantai pasokan atau logistik yang tidak efisien. Hal ini tercermin dari biaya logistik di Indonesia masih berkisar 24% dari PDB, yang mana cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Oleh sebab itu, melalui seminar ini bisa membuka peluang kerjasama dan strategi baru mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang efisien. Misalnya dengan menjamin keterhubungan infrastruktur pada zona ekonomi khusus, termasuk kawasan industri, destinasi pariwisata, yang mana selama ini belum semua terkoneksi.
“Kami punya tugas besar untuk fokus pada agenda untuk interconnectivity dan menjamin ketersediaan fasilitas dasar khususnya air dan sanitasi,” pungkasnya.