Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atasi Aging Society, Sebelum 2045 Pertumbuhan Ekonomi Harus Capai 7 Persen

Mengutip dari pernyataan Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto, setelah melalui fase akhir dari bonus demografi pada 2036, maka Indonesia harus bersiap dengan peningkatan jumlah lansia sampai 63,31 juta pada 2045. Oleh sebab itu, diperlukan kesiapan dalam mengelola potensi ekonomi dan juga jaminan sosial untuk lansia.
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 tumbuh sebesar 5,02 persen secara tahunan, capaian tersebut lebih rendah dari kuartal II 2019 yang mencapai 5,05 persen./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 tumbuh sebesar 5,02 persen secara tahunan, capaian tersebut lebih rendah dari kuartal II 2019 yang mencapai 5,05 persen./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Untuk bisa mengatasi aging society atau melonjaknya jumlah masyarakat lanjut usia, pemerintah harus kerja keras mendorong pertumbuhan ekonomi capai 7% sebelum 2045.

Mengutip dari pernyataan Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto, setelah melalui fase akhir dari bonus demografi pada 2036, maka Indonesia harus bersiap dengan peningkatan jumlah lansia sampai 63,31 juta pada 2045. Oleh sebab itu, diperlukan kesiapan dalam mengelola potensi ekonomi dan juga jaminan sosial untuk lansia.

Menurut Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri, secara makro untuk bisa menjamin standar hidup masyarakat lansia, para penduduk harus didorong menjadi kaya sebelum tua.

“Kalau sudah tua duluan masih miskin nanti banyak permasalahan. Jadi cita-cita Indonesia Maju harus tercapai sebelum memasuki 2045,” ujar Yose kepada Bisnis.com, Rabu (27/11/2019).

Dia menyebut, kondisi itu menandakan pertumbuhan ekonomi harus digenjot tidak cukup hanya 5% seperti ini. Sebaliknya, pertumbuhan harus didorong sampai 6% dan 7% dalam 25 tahun ke depan.

Strategi lain, pemerintah bisa melakukan intervensi dengan menyediakan berbagai skema atau mekanisme terkait keterampilan untuk para lansia. Sekarang ini mungkin lebih banyak anggapan bahwa pendidikan atau keterampilan hanya untuk orang muda. Padahal ke depan, tanpa adanya perubahan demografi tetapi hanya dengan teknologi saja ada perubahan jenis keterampilan.

“Ada lifelong education, harus mulai kita jalankan. Seiring dengan keinginan Pak Jokowi memperkuat SDM. Jadi yang menerima edukasi tak hanya anak muda atau usia sekolah tetapi harus menjadi proses berkelanjutan yang nanti pada usia yang sudah tua pun bisa mendapatkan keterampilan disesuaikan kemampuan mereka,” ungkap Yose.

Strategi yang sudah dilakukan saat ini dan membutuhkan optimalisasi serta evaluasi adalah sistem jaminan sosial. Yose menyebut sistem BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan menjawab solusi berupa intervensi pemerintah untuk jaminan kesehatan. Namun perlu banyak perbaikan terkait tata kelola agar tidak menambah beban defisit pada masa yang akan datang.

“Jadi [BPJS] jangan terlalu rendah, harus biasa orang Indonesia menabung. Dana Pensiun harus dikelola dengan baik, orang juga mau menuang uangnya disana,” kata Yose.

Opsi terakhir yang bisa diperluat dari sektor swasta kata Yose adalah dengan memperdalam pasar keuangan. Dia yakin, dengan banyaknya instrumen baru dalam pasar keuangan, maka lebih banyak pilihan bagi lansia melakukan investasi dan tabungan jangka menengah dan panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper