Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JUUL Labs Indonesia Usulkan Regulator Melihat Kebijakan Rokok Elektrik di Inggris

JUUL Labs Indonesia menyatakan bahwa jumlah pemakai rokok elektrik di dalam negeri masih sangat rendah jika dibandingkan
Head of Communications JUUL Labs Indonesia Reza Amirul Juniarsah saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (26/11/2019)/Bisnis-Galih Kurniawan
Head of Communications JUUL Labs Indonesia Reza Amirul Juniarsah saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (26/11/2019)/Bisnis-Galih Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - JUUL Labs Indonesia menyatakan bahwa jumlah pemakai rokok elektrik di dalam negeri masih sangat rendah jika dibandingkan dengan perokok konvensional. Diusulkan agar regulator melihat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris terkait distribusi rokok elektrik.

Head of Communications JUUL Labs Indonesia Reza Amirul Juniarsah mengatakan bahwa pemerintah Inggris telah berhasil mencapai target prevalensi perokok yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia 8 tahun lebih cepat.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh penerimaan rokok elektrik yang memfasilitasi perokok konvensional bertransisi untuk berhenti.

"Dari tahun 2010 mereka sudah melakukan studi tentang ini [penggunakan rokok elektronik]. Mereka [pemerintah Ingris] memiliki kebijakan bahwa kalau perokok yang ingin berhenti tapi belum bisa, beralihlah dulu ke vaping," ujarnya saat mengunjungi Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (26/11/2019).

Reza berujar, pemerintah Inggris juga mengatur produksi industri rokok elektrik secara ketat seperti kadar nikotin, proses penjualan, dan bahan baku cairan rokok elektrik.

Adapun, Reza khawatir pemerintah lokal mengarah pelarangan produksi dan distribusi rokok elektrik lantaran terpengaruhi stigma negatif oleh kasus-kasus rokok elektrik di Amerika Serikat. Seperti diketahui, belasan remaja meninggal dunia yang diduga karena menggunakan rokok elektrik.

Dia menjelaskan bahwa hal tersebut bukan disebabkan rokok elektrik, melainkan cairan rokok elektrik yang berbahaya. Reza menjelaskan cairan yang dimaksud adalah cairan yang menandung Deskripsi Tetrahidrokanabinol (THC), vitamin E, dan aseton.

"Dioplos gampangnya dan aneh-aneh isinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper