Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar RI (KBRI) Beijing terus menarik masuk investasi dari China dan Jepang ke Indonesia, termasuk manufaktur kendaraan listrik dan baterai.
Dalam Bloomberg New Economy Forum (NEF) 2019 di Beijing yang dihadiri lebih dari 500 pemimpin pemerintah, politik, dan bisnis terkemuka, Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun memaparkan sejumlah arah kebijakan investasi.
Khususnya pelimpahan wewenang kepada BKPM tentang penerbitan izin kementerian/ lembaga dan penentuan kelayakan investor yang berhak mendapatkan tax holiday dan tax allowance.
"Diharapkan ini memberikan kepastian yang lebih besar kepada investor sehingga realisasi investasi dapat berjalan dengan cepat,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (24/11/2019).
Djauhari mengatakan investasi pabrik kendaraan listrik tengah diminati sejumlah investor China, salah satunya dari Nanning, yang kini sedang menjajaki beberapa perusahaan baterai.
Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Rizal Calvary Marimbo menambahkan perusahaan Jepang juga berencana membuka pabrik kendaraan listrik (hybrid). Pengusaha Negeri Matahari Terbit pun bertanya tentang sektor ekonomi digital dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai talenta.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan BKPM Nurul Ichwan mengatakan pengembangan dan perbaikan kebijakan pemerintah sekarang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan peringkat Indonesia dalam ease of doing business (EODB) dan realisasi investasi, baik yang akan masuk maupun dalam proses realisasi.
“Kami mengharapkan investasi yang berkualitas dan dapat mengembangkan pola kemitraan dengan UMKM lokal. Oleh karena itu, kami fokus untuk mengawal dan mempercepat realisasi investasi besar dan membentuk Satgas untuk memfasilitasi investor yang terkendala," katanya.
Dia melihat rencana investor China dan Jepang membuka industri mobil listrik atau hybrid akan menarik investasi industri baterai lebih banyak lagi mengingat sumber daya nikel sebagai bahan utama sangat melimpah di Indonesia.
Pendiri Traveloka Ferry Unardi sebagai salah satu peserta sesi memaparkan perkembangan signifikan ekonomi digital di Indonesia. Menurut dia, ada banyak sektor potensial yang dapat digarap oleh investor. Tidak hanya online travel dan e-commerce atau ride hailing,seperti Gojek, dia menyebut edukasi dan kesehatan juga menyimpan peluang.
“Sektor potensial dan model bisnis dalam digital economy perlu didasarkan pada consumer trend di Indonesia, khususnya yang dapat mengintegrasikan seluruh services untuk memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan masa mendatang," ujarnya.
Ferry memastikan pemerintah Indonesia saat ini memberi perhatian besar pada pengembangan ekonomi digital dengan meningkatkan kapasitas SDM lokal melalui pendidikan vokasi dan pusat riset.