Bisnis.com, JAKARTA–Pemerintah bakal menerapkan tiga kebijakan prioritas dalam rangka menjaga momentum perekonomian domestik di tengah ketidakpastian pada level global maupun domestik.
Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, pemerintah optimistis perekonomian Indonesia dampat tumbuh hingga 5,3%-5,6% pada 2020 yang didukung oleh investasi yang tumbuh 7%-7,4% dan ekspor yang juga tumbuh 5,5%-7%. Dari sisi produksi, sektor manufaktur diekspektasikan tumbuh 5%-5,5%.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pada 2020 perekonomian Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian global yang disebabkan oleh perang dagang antara AS dengan China. "Kondisi ini menyebabkan stagnansi perdagangan internasional dan akan menekan pertumbuhan ekonomi dunia pada angka 3,6%," ujar Airlangga pada US-Indonesia Investment Summit 2019, Kamis (21/11/2019).
Sentimen negatif atas prospek perekonomian global juga disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti meningkatnya volatilitas perekonomian dari berbagai negara di dunia, isu Brexit yang tak kunjung usai, dan perlambatan ekonomi China.
Dari sisi domestik, Indonesia juga dibayangi oleh stagnasi pertumbuhan ekonomi akibat terus menurunnya produktivitas dari dunia usaha. "Hal ini terjadi karena Indonesia masih belum mampu melaksanakan transformasi ekonomi struktural. Akibatnya, Indonesia saat ini mengalami deindustrialisasi prematur di mana kontribusi sektor manufaktur atas PDB terus menurun dari tahun ke tahun," ujar Airlangga.
Penurunan kinerja manufaktur ini pada akhirnya turut menekan stabilitas neraca transaksi berjalan Indonesia. Terganggunya stabilitas neraca transaksi berjalan juga disebabkan ekspor Indonesia yang masih terus didominasi oleh komoditas mentah serta defisit neraca migas dan neraca jasa.
Untuk memitigasi permasalahan ini, Airlangga mengatakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui transformasi struktural untuk memperkuat permintaan domestik dan kinerja perdagangan internasional.
"Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pun diperlukan untuk bisa keluar dari garis kemiskinan dan mendorong pembangunan manusia," kata Airlangga.
Selain itu, stabilitas ekonomi makro juga akan dijaga dengan menjaga harga domestik dan nilai tukar pada tingkat yang stabil dan kompetitif. Terakhir, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan inklusivitas dan ekonomi yang berkelanjutan.