Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBB : Pencapaian SDGs di Dunia Hanya 5 Persen

Co-chair of Independent Group of Scientist Endah Murniningtyas mengatakan laporan ini berisikan sejumlah temuan untuk mencapai target SDGs. Dia memerinci dengan pencapaian rata-rata 5%, maka perlu usaha ekstra untuk sampai 10%.
SDGs/bappeda.bekasikota.go.id
SDGs/bappeda.bekasikota.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut Global Sustainable Development Report 2019 dari para ilmuwan menyatakan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) sekarang baru 5% dari target.

Co-chair of Independent Group of Scientist Endah Murniningtyas mengatakan laporan ini berisikan sejumlah temuan untuk mencapai target SDGs. Dia memerinci dengan pencapaian rata-rata 5%, maka perlu usaha ekstra untuk sampai 10%.

Dia mengatakan saat ini yang masih membahayakan adalah masalah lingkungan terutama soal biodiversity.

"Meskipun ekonomi tumbuh dan kita mencapai pertumbuhan sesuai pilar ekonomi dan sosial, tetapi untuk di lingkungan emisi karbon ada, pemanasan global, kebakaran, kekeringan. Jadi masalah lingkungan kita berada dalam arah yang sebaliknya," ujarnya di Hotel Pullman, Selasa (19/11/2019).

Oleh sebab itu diperlukan transformasi sistemik dalam mencapai semua goal dalam SDGs. Misalnya saja, cara untuk memulai energi terbarukan pada saat 80% dari penggunaan energi bersumber dari fosil maupun sumber daya alam (SDA)

Selain itu, semua negara di dunia juga harus bertransformasi dan mengevaluasi enam pengungkit SDGs.

Pertama, dari sisi pemerintahan atau governance. Pemerintah sebagai pengungkit perlu merumuskan dan mengimplementasikan peraturan sejalan untuk pembangunan berkelanjutam atau sustainable development.

Kedua, dari sisi insentif sebagai pengungkit. Menurut Endah, perlu ada kajian apakah insentif pembiayaan atau pricing mendorong SDGs sudah tepat sasaran.

"Misalnya apakah sasaran subsidi masih diberikan ke energi tak bersih, bukan sebaliknya," jelas Endah.

Ketiga, sisi pendidikan atau education, di mana sistem pendidikan perlu tepat sasaran dalam merumuskan dan berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan.

Keempat, partisipasi bersama segenap elemen masyarakat atau collective action. Perlu ada konsolidasi untuk menambah jumlah partisipasi dan keterlibatan masyarakat.

Kelima, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai daya ungkit perlu dioptimalkan sesuai dengan ciri khas setiap negara.

Keenam, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa berubah sendirian. Sebaliknya, dua sektor ini harus berubah dan melibatkan ilmu sosial dalam mengukur dampak sosial yang ditargetkan.

"Jadi tidak bisa berdiri sendiri dan melupakan sosialnya, dan mengabaikan dampak lingkungan," tuturnya.

Endah menyebut, tiga unsur yakni sains, ekonomi, dan sosial harus diperhatikan dan ditransmisikan ke dalam sistem.

"Ini adalah tugas scientist harus berubah membahasakan hal kompleks ini kepada policy maker," pungkas Endah.

Asal tahu saja, Global Sustainable Development Report 2019 adalah laporan dari 15 ilmuwan bersama PBB memandang dan mengevaluasi pelaksanaan SDGs.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper