Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina EP : Proyek Bambu Besar Akan Beroperasi Optimal Kuartal I 2020

PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), memperkirakan proyek Bambu Besar beroperasi maksimal pada kuartal I/2020. Saat ini, sumur minyak sudah berproduksi, sementara sumur gas bumi baru akan berproduksi pada tahun depan.
Pompa angguk milik Unit Bisnis Pertamina EP Sangasanga Tarakan di sumur minyak Juata, Tarakan, Kalimantan Timur./JIBI
Pompa angguk milik Unit Bisnis Pertamina EP Sangasanga Tarakan di sumur minyak Juata, Tarakan, Kalimantan Timur./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), memperkirakan proyek Bambu Besar beroperasi maksimal pada kuartal I/2020.

Saat ini, sumur minyak sudah berproduksi, sementara sumur gas bumi baru akan berproduksi pada tahun depan.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan mengatakan produksi minyak dapat ditingkatkan (ramp up) berkisar 1.600 – 1.800 barel per hari (bph), sementara gas ramp up mulai dari 3–4 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (mmsfcd).

“Untuk minyak sudah [berproduksi], untuk gas awal tahun depan,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Sabtu (16/11/2019).

Proyek Bambu Besar terdiri dari sembilan sumur pengeboran, yang terbagi atas 6 sumur minyak dan 3 sumur gas. Sepaket dengan Proyek Bambu Besar, ada pula proyek Akasia Bagus yang menyumbangkan tambahan produksi 2.500 BOPD.

Proyek ini ditopang dari hasil enam sumur pengeboran. Maka secara total, kedua lapangan migas ini menyumbang 4.300 BOPD.

Menurutnya, sumur gas di Bambu Besar belum dapat beroperasi karena masih menunggu CO2 removal dan fasilitas produksi lainnya.

Selain dua proyek tersebut, Pertamina EP juga menyampaikan kelangsungan produksi dari Lirik Field, sebagai salah satu lapangan migas tua di provinsi Riau.

Dalam keterangan tertulis, tercatat hingga bulan Oktober 2019 capaian produksi Lirik Field berada di 104,14% dari target bulanan (MTD) dan 101,59% dari target akhir tahun (YTD).

General Manager Asset 1 Pertamina EP Rizal Risnul Wathan mengatakan pihaknya telah melakukan Breakthrough Project di lapangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi migas dari Lapangan Lirik.

Breakthrough Projek terdiri dari percepatan close system pada Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Sei Karas dan penetepan sumur-sumur injeksi untuk mempercepat program gross up production.

Dari penerapan close system dan gross up 200.000 bph dapat mendongkrak produksi minyak di Lirik mencapai 1.930 bph hingga akhir 2019.

“Dari kegiatan yang kita lakukan beberapa hari ini menunjukan bahwa lapangan tua bukanlah alasan untuk tidak meningkatkan produksi.” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper