Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menghadiri kongres dan perayaan ulang tahun ke-8 Partai Nasional Demokrat. Salah satu isi sambutannya terkait tekanan ekonomi dunia yang dampaknya sampai ke Indonesia.
Jokowi mengatakan bahwa banyak negara sedang mengalami dan menuju proses resesi. Akan tetapi Indonesia berhasil mengatasi dan menahan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
“Kita ini patut syukuri masih berada di pertumbuhan di atas 5 persen. Jangan kufur nikmat. Harus kita syukuri bahwa kita masih diberikan pertumbuhan di atas 5 persen,” katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Jokowi menjelaskan bahwa ada negara yang sebelumnya tumbuh 7 persen tapi menjadi minus karena ekonomi global kian lesu. Ada pula dari 5 persen masuk hampir 0 persen.
Akan tetapi Indonesia bisa bertahan meski tekanan eksternal sangat berat. Jokowi mengajak bersama-sama menghadapi defisif transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Dia juga selalu menyampaikan kepada para menterinya bahwa urusan impor harus dilihat secara detail dan rinci penyakitnya.
“Bisa kita diagnosa secara detail. Saya yakini apabila ada konsistensi secara terus menerus, saya yakini penyakit ini bisa diselesaikan dalam tiga sampai empat tahun yang akan datang,” jelasnya.
Jokowi menuturkan bahwa impor harus dikurangi. Produksi minyak di dalam negeri agar tingkatkan. Produk bahan bakar B20, B30 sampai B100 harus dijalankan.
“Jangan sekali-sekali main-main dengan yang saya sampaikan. Saya sampaikan saya tidak mau impor-impor terus. Sekali lagi saya sampaikan dalam rapat jangan coba-coba menghalangi saya selesaikan masalah yang tadi saya sampaikan. Pasti akan saya gigit dengan cara saya,” ucapnya.